MYOR : Yang Ada Manis-Manisnya

MYOR : Yang Ada Manis-Manisnya

Ada beberapa emiten yang mempunyai bisnis di bidang consumer yang mempunyai spesifikasi bisnis di bidang makanan.

Sebut saja ada STTP, GOOD, AISA, ICBP dan MYOR (Monggo bisa menambahkan yang lain di kolom komentar ya)

Namun di artikel ini saya hanya akan membahas tentang MYOR karena produk makanannya benar-benar merajai berbagai segmen bahkan sudah terbang hingga ke 90 negara di dunia..

Sumber : https://kargoku.id/wp-content/uploads/2021/11/202108062234-main.cropped_1628264062-840×473.jpg

Ada permen kopiko

Ada beng-beng

Ada sari gandum

Ada biskuit Roma

Ada energen

Ada astor (makanan wajib di setiap lebaran walopun merknya bukan astor)

Yang terakhir adalah Le Minerale. Eh Le Minerale buatan MYOR?

Nah cerita tentang Le Minerale ini akan menjadi salah satu topik pembahasan di artikel ini.

Ada 3 hal yang akan dibahas tentang MYOR yaitu

1. Le Minerale apakah milik MYOR?

Pembahasan pertama tentu saja tentang Le Minerale.

Le Minerale dilempar ke publik di tahun 2015 dan tentu saja kita semua tau Le Minerale dengan tagline yang sederhana namun mengena yaitu “ada manis-manisnya” langsung bisa merebut hati konsumen.

Banyak orang yang kemudian bertanya-tanya siapakah pemilik brand Le Minerale ini?

Banyak mungkin yang mengira jika brand Le Minerale milik perusahaan Prancis atau ala-ala Italia. Padahal brand Le Minerale justru produk buatan dalam negeri.

Le Minerale diproduksi oleh PT Tirta Fresindo Jaya yang juga merupakan anak perusahaan dari Mayora Indah pada tahun 2015 silam. Selain Le Minerale, anak perusahaan tersebut juga memproduksi sejumlah produk lain mulai dari Teh Pucuk Harum, Kopiko 78, hingga Q Guava.

Bagi masyarakat awam informasi di atas sudah cukup bahwa Le Minerale merupakan produk dari Mayora. Namun bagi investor saham informasi seperti itu belumlah cukup.

Le Minerale merupakan produk buatan anak usaha Mayora Grup bukan PT Mayora Indah Tbk.

Produk-produk yang dihasilkan oleh MYOR bisa dicek https://mayoraindah.co.id/.  Enggak ada Le Minerale kan?

Coba kalian buka web http://www.mayora.com/ pasti ada

Dan ini adalah anak usaha MYOR yang laporannya dikonsolidasikan

Trus artinya apa? Jadi kalo Le Minerale brandnya kuat dan banyak menghasilkan cuan tidak disetorkan ke MYOR.

Enggak apa-apakan? Iya enggak apa-apa cuma banyak investor pemula yang salah kaprah bahwa Le Minerale milik MYOR padahal aslinya milik Mayora Group.

2. Kinerja saham

Poin kedua yang akan saya bahas adalah terkait kinerja sahamnya.

Jika teman-teman simak dalam 1 tahun terakhir ini harga MYOR relatif sideways saja karena berkisar di range 1500-2500.

Bahkan kalo ditarik sekilas memang terlihat sedang downtren

Tentu saja ini kabar buruk bagi teman-teman yang ingin hold jangka pendek kisaran 1 minggu hingga 1 tahun.

Apalagi jika kita mau sedikit melihat kinerja saham coal yang dalam 1 tahun terakhir ini ada beberapa emiten bisa mencetak cuan hingga 50% bahkan bagger.

Sedih tentu saja apalagi saat membeli MYOR dengan embel-embel belilah emiten yang produknya kamu pakai. Hmmm…

Tapi kabar gembiranya ada lho yaitu kalian harus memahami tentang apa planmu maka emiten akan mengikuti.

Jika membeli MYOR untuk jangka pendek tentu MYOR bukan saham yang diharapkan.

Namun jika ditarik lebih panjang dan sangat panjang maka akan terlihat cuan dari para pemegang saham MYOR ini

Jika saat itu membeli dengan modal Rp 1juta maka saat ini uangnya menjadi Rp 8.5 miliar.

Itu belum dihitung dengan dividennya.

Sumber : https://www.investing.com/equities/mayora-indah-t-dividends

Gimana? Bagi teman-teman yang sekarang hold MYOR dan cutloss coba dipikir ulang plannya.

Bagi teman-teman yang mau masuk MYOR juga sebaiknya diperhatikan kembali rencananya. Jangan sampe sudah membeli malah menyesal.

3. Kinerja perusahaan

Nah no 3 ini yang sekarang sedang menjadi berita hangat dari MYOR.

Bisnis consumer sedang diterpa isu yang kurang baik dimulai dari

  • harga bahan pokoknya naik seperti gandum akibat perang Rusia vs Ukraina,
  • adanya inflasi sehingga membuat daya beli masyarakat turun utamanya untuk produk-produk jajanan seperti produk MYOR
  • hingga kenaikan harga BBM.

Walopun disisi lain ada upaya pemulihan ekonomi akibat adanya pandemi covid19

Bagaimana kinerja MYOR paling tidak sejak tahun 2019?

Kita akan sekilas melihat terlebih dahulu bottom linenya yaitu EPS

Ternyata EPS sejak tahun 2019 terus menurun.

Yang unik adalah di tahun 2020 sebenarnya EPS MYOR sudah sempat naik bahkan jika melihat data per kuartal, di Q1 2021 sudah mulai kembali ke trek yang benar.

Tapi apa daya mulai Q2 2021 hingga saat ini kinerja EPSnya sangat loyo.

Ini menjadi pertanda buruk bagi MYOR tapi tentu saja bukan akhir dari segalanya.

Kita perlu mengecek lagi terkait rasio-rasio GPM, NPM.

Dan ternyata rasio GPM menunjukkan hal yang sama yaitu penurunan.

Apa artinya jika rasio GPM menurun? Beban pokok naik lebih tinggi dibanding penjualannya. salah satu strategi yang bisa diambil sebenarnya menaikkan harga produk dan membebankannya ke masyarakat tetapi apa daya ketika daya beli menurun ya agak susah.

Umumnya produsen makanan akan mengambil langkah harga tetap tetapi ukuran lebih kecil.

Apakah GPM menurun artinya juga berbahaya? Sebenarnya iya tetapi kita cari tau lagi lebih dalam menggunakan laporan laba rugi MYOR sejak tahun 2019.

Di atas adalah kinerja dari MYOR sejak tahun 2018 dan annualised di tahun 2022.

Kabar yang menarik adalah adalah revenue MYOR perlahan terus meningkat. Hal ini merupakan hal yang baik karena revenue merupakan ujung tombak pendapatan dari sebuah perusahaan.

Agak miris jika kita melihat emiten lain yang justru di saat seperti ini revenuenya malah turun seperti ACES. Baca cerita ACES di artikel ini ACES : Riwayatmu & Penantian Beberapa Nafas

Tentu saja jika melihat fakta di atas kita bisa berharap manajemen bisa menekan beban pokok pendapatannya.

Kabar lainnya yaitu aset terus meningkat, dan hutang yang relatif stabil serta ekuitas yang terus meningkat.

Poin-poin di atas adalah basic fundamental perusahaan.

Dan berikut kinerja laporan keuangan Q2 2022 secara spesifik.

Aset MYOR meningkat kisaran Rp 2 triliun dengan kepemilikan kas sebanyak Rp 3.9 triliun. Jelas hal ini membuat MYOR sangat aman.

Selain kas, unsur lain yang membuat aset lancar MYOR besar juga datang dari piutang usaha dan persediaan.

Umur piutang usahanya cukup lama tetapi hal-hal seperti ini tidak perlu dipusingkan karena masing-masing emiten punya kebijakan tersendiri.

Sepertinya manajemen menambah bahan baku untuk jaga-jaga di tengah ketidakstabilan harga-harga.

Tidak ada hal yang signifikan di bagian hutang dan ekuitas.

Bisa dilihat bahwa elemen yang membuat laba tahun berjalan menjadi lebih sedikit adalah adanya kenaikan beban pokok pendapatan.

Dari sisi penjualan ternyata perbandingan antara domestik dan ekspor relatif tidak jauh berbeda.

Hal yang sama juga terjadi dalam segmen operasinya karena penjualan makanan dan minuman relatif tidak jauh berbeda

Berikut terkait beban pokok pendapatan yang menjadi penggerus utama dari potensi laba MYOR

Pembelian bahan baku naik lumayan signifikan.

Berikut ini sekilas rasio penting dari MYOR

Harga : 1935 (harga tanggal 04/10/2022)

EPS : 58 (annualised)

Book Value : 526 (annualized)

Harga Wajar : 451 (Graham Number)

MOS : 35%

PEG Ratio : –

PER : 33.12

Artikel Terkait BIRD : Santai dan Tumbuh

PBV : 3.68

GPM : 20.75%

NPM : 4.54%

ROE : 11.10%

Kesimpulan

Apa rencanamu maka pilihan sahamnya yang akan mengikuti.

Menempatkan MYOR sebagai saham value stock bukanlah pilihan yang tepat karena valuasi per tanggal 04 Oktober 2022 sudah mahal dengan EPS 58 dan book value 526 maka harga wajar menurut Graham Number sebesar

Menempatkan MYOR sebagai dividen stock untuk jangka pendek kisaran 1 sampe 3 tahun juga bukanlah hal yang tepat.

Namun jika kalian menempatkan MYOR sebagai core stock karena kekuatan brandnya jelas menjadi pilihan bijak dan menempatkan MYOR sebagai dividen waiting stock juga merupakan pilihan yang tepat.

Jadi siap-siap aja pegang MYOR di atas 3 tahun ya sembari menunggu kinerja MYOR balik seperti tahun 2019 dengan GPM 31.64% dan NPM 8%

Sumber :

1. https://www.cnbcindonesia.com/

2. https://akurat.co/

(Visited 166 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Artikel Lainnya