TEBE (PT Dana Brata Luhur Tbk) : Pengaruh Batubara Terhadap Kenaikan Pendapatan TEBE
Summary :
Harga batubara yang terus terbang dan bertahan di atas US$300/ ton membuat semua emiten yang berhubungan dengan batubara terbang tinggi.
Namun ada 1 saham bisnisnya bukan tambang batubara namun berhubungan dengan pengangkutan batubara yang harga sahamnya relatif masih sideways.
Perusahaan itu adalah TEBE atau PT dana Brata Luhur
A. Sekilas Perusahaan
Nama perusahaan : PT Dana Brata Luhur
Kode Emiten : TEBE
Sektor : Energi
Subsektor : Minyak, Gas & Batu Bara
B. Bisnis Perusahaan
PT Dana Brata Luhur memiliki 4 unit bisnis yaitu :
1. Jalan Angkut
Di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, DBL memiliki aset berupa jalan angkut (hauling road) sepanjang 46 km, mulai dari persimpangan Jalan A. Yani KM 71 hingga Marabahan.
Jalan angkut ini selesai dibangun pada tahun 2013 dan digunakan sebagai jalan khusus pengangkutan batu bara. Di sekitar wilayah pertambangan tersebut terdapat setidaknya 50 konsesi batu bara.
2. Pelabuhan Batu Bara
DBL memiliki pelabuhan batu bara seluas 30 ha yang terletak di tepi sungai Barito, dengan kapasitas 300.000 MT batu bara. Pelabuhan ini adalah infrastruktur utama untuk mengangkut hasil tambang.
Sebelum pelabuhan ini berdiri, pengusaha pertambangan di wilayah tersebut tidak memiliki akses untuk mendistribusikan dan memasarkan batu bara milik mereka.
3. Jetty dan Conveyor
DBL memiliki 3 unit Jetty dan Conveyor yang digunakan untuk batu bara yang sudah dihancurkan. Masing-masing unit memiliki kapasitas sebesar 1.200 MT/jam.
4. Jetty Khusus Truk
DBL memiliki 1 Jetty yang melayani pengangkutan dengan truk yang diperuntukkan untuk Run of Mine Coal (RoM Coal) dengan kapasitas sebesar 500MT/jam.
C. Berita
PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) cukup menikmati berkah kenaikan harga batubara. Hal ini tercermin dari kenaikan volume pengangkutan (barging) batubara tahun lalu.
Direktur Dana Brata Luhur Hendy Narinda Dewantoro mengatakan, realisasi volume tahun 2021 mencapai 6.974.822 ton. Jumlah ini melesat 97% dari realisasi pengangkutan pada 2020 yang hanya 3.532.000 ton.
Kenaikan volume pengangkutan bermuara pada naiknya kinerja keuangan TEBE. Tahun lalu, TEBE membukukan pendapatan Rp 448,00 miliar. Angka ini melesat 126,32% dari pendapatan di tahun 2020 yang hanya Rp 197,95 miliar.
TEBE membukukan laba bersih Rp 164,31 miliar. Angka ini membaik dimana pada tahun 2020 TEBE menderita kerugian senilai Rp 2,49 miliar.
Asal tahu, kinerja TEBE tahun lalu melebihi ekspektasi yang dipasang manajemen, dimana secara hitungan kasar, pendapatan tahun penuh 2021 diproyeksi sebesar Rp 385 miliar dengan laba bersih sekitar Rp 130 miliar.
Tahun ini, TEBE memasang target optimistis. Volume pengangkutan dipasang di angka 7 juta ton. “Namun, ada kemungkinan untuk merevisi target tahun 2022 jika harga dan volume pengangkutan di 2022 tetap tinggi,” sambung Hendy. Adapun per kuartal pertama 2022, TEBE sudah merealisasikan volume pengangkutan sebanyak 1,4 juta ton batubara.
Dari sisi kinerja keuangan, Hendy memproyeksi pendapatan TEBE tahun ini akan mencapai sekitar Rp 500 miliar dan laba sebelum pajak mencapai Rp 200 miliar. Meski berencana merevisi target volume angkutan, Hendy masih mempertahankan target kinerja keuangan tahun ini.
Untuk mencapai target yang dipasang, TEBE akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 41 miliar. Capex ini akan digunakan TEBE untuk peremajaan armada truk.
Ekspansi yang dilakukan TEBE pun masih terus bergulir, salah satunya adalah mengubah pelabuhan batubara menjadi Badan Usaha Pelabuhan (BUP) konsesi. Pengubahan ini guna memperluas cakupan bisnis TEBE. Nantinya, pelabuhan ini tidak hanya mengangkut batubara, tetapi juga bermacam komoditas seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hingga penumpang (orang).
Hendy mengatakan, progres perubahan pelabuhan menjadi BUP tetap berjalan sesuai target dan akan selesai pada kuartal kedua 2022. “Badan Usaha Pelabuhan Konsesi masih dalam proses permohonan dan masih sesuai timeline pada kuartal kedua 2022,” sambung Hendy.
Hanya saja, TEBE masih belum akan merealisasikan rencana untuk masuk ke bisnis perdagangan batubara atau coal trading. Hendy bilang, saat ini manajemen masih melakukan tahap evaluasi atas rencana ini.
D. Laporan Keuangan
1. ASET
- Kas dan setara kas yang melesat dari Rp 45,3 miliar menjadi Rp 251,9 miliar.
2. HUTANG
- Tidak ada hal yang signifikan
3. EKUITAS
- Ada dana yang belum dicadangkan di tahun 2021 sebesar Rp 400,9 miliar. Naik dari Rp 243,6 miliar di tahun 2020
4. LABA RUGI
Pendapatan TEBE naik 127% dari tahun 2020 sebesar Rp 297 miliar menjadi Rp 448 miliar di tahun 2021.
Berdasarkan segmentasi usaha,
- pendapatan jasa Pelabuhan naik signifikan, dari semula Rp 174,04 miliar pada 2020 menjadi Rp 409,66 miliar pada 2021.
- pendapatan dari jasa fasilitas jalan menurun tipis 1,8% menjadi Rp 486,34 juta menjadi Rp 495,23 juta.
- pendapatan sewa naik 65,21% menjadi Rp 37,86 miliar dari sebelumnya Rp 23,41 miliar.
PT Banjar Bumi Persada menjadi pelanggan yang berkontribusi terbesar bagi pendapatan TEBE, yakni mencapai Rp 77,23 miliar atau setara 17,24%. Disusul PT Aero Mandiri sebesar Rp 74,01 miliar atau 16,52%, dan CV Cinta Puri Pratama senilai Rp 51,85 miliar atau setara 11,57% dari total pendapatan.
Pendapatan yang datang dari pihak berelasi sebesar 19.87%. Menurut saya relatif aman karena berarti yang 80% benar-benar datang dari pelanggan umum.
Kenaikan pendapatan juga diikuti dengan kenaikan beban pokok penjualan yang naik sebesar 28.7% dari Rp 160 miliar menjadi Rp 206 miliar.
Salah satu ciri perusahaan yang bagus adalah bisa menaikkan pendapatan dengan tetatp menjaga beban pokoknya dibaawah kenaikan pendapatannya.
TEBE membukukan laba bersih Rp 164,31 miliar. Angka ini membaik dimana pada tahun 2020 TEBE menderita kerugian senilai Rp 2,49 miliar.
E. Laporan Tahunan & PUBEX
Laporan Tahunan – Tidak ada hal yang signifikan
PUBEX
- TEBE akan masuk ke bisnis energi terbarukan yang kajiannya akan dimulai tahun 2022
F. Rasio Perusahaan
1. EPS
Jika melihat grafik EPS di atas maka akan terlihat bahwa TEBE bisa saja masuk ke perusahaan turn around company. Dan sebenarnya waktu terbaik untuk masuk ke TEBE saat tahun 2020.
Namun kabar gembiranya adalah harga saham TEBE belum naik yang signifikan.
2. Book Value
TEBE baru saja IPO di tahun 2019 sehingga data terkait Book Value belum bisa diambil kesimpulan yang valid.
Namun begitu, kita bisa melihat ada grafik kenaikan yang signifikan dari 2020 ke 2021 dan itu kemungkinan karena adanya tambahan ekuitas hasil dari IPO.
G. Catatan
TEBE merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penunjang sehingga naik turunnya Harga Acuan Batubara tidak terlalu berdampak.
Dampak akan dirasakan ketika permintaan batubara tinggi.
H. Rasio Penting
Harga : 755 (harga penutupan tanggal 11/05/2022)
EPS : 128
Book Value : 629
Harga Wajar : 1346 (Graham Number)
MOS : 44%
PER : 5.90X
PBV : 1.20X
GPM : 53.82%
NPM : 36.68%
DER : 21.69%
I. Kesimpulan
Type : Value investing
Melihat kinerja tahun 2021 dan target di tahun 2022, kemungkinan akan ada kenaikan tambahan pendapatan serta laba bersih.
Yang harus menjadi perhatian adalah
- Pendapatan TEBE tidak terkait dengan harga batubara tetapi dengan permintaan batubara
- TEBE siap masuk ke menjadi penunjang bisnis CPO
Dengan harga masih dibawah Rp 1000 maka masih menawarkan peluang yang optimal apalagi saat awal IPO pernah berada di kisaran Rp 2000.
Sumber :
2. https://investasi.kontan.co.id/
Terima kasih..
Mantap!
Untuk TEBE ada ga berita2 yg negatif terkait kinerja nya
Sejauh pengetahuan saya belum ada pak