Rasio keuangan sangatlah banyak macamnya. Hal tersebut tidak jarang membuat kita bingung karena mengalami kesulitan untuk menggunakan rasio yang mana dalam melakukan analisis terhadap suatu saham. Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena terdapat puluhan atau bahkan ratusan macam rasio keuangan dengan kegunaannya masing-masing.
Cara untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah membuat memahami kinerja apa saja yang kita harapkan dari sebuah perusahaan. Dengan demikian, kita dapat mengelompokkannya dalam sejumlah kategori sehingga lebih mudah untuk kita pahami.
Pada dasarnya, ada 3 hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar dapat dikatakan memilki kinerja yang baik.
1. Kemampuan untuk memperoleh laba
Apapun model bisnisnya, bagaimana strateginya dan di bidang apa perusahaan bergerak, pada akhirnya tujuannya adalah memperoleh laba. Oleh karena itu kita bisa memeriksa apakah perusahaan bisa memenuhi hal tersebut.
2. Kemampuan untuk mengelola pendapatan yang telah diperoleh
Kita tentu tidak menginginkan pendapatan yang telah diperoleh habis untuk biaya operasional, termasuk beban bunga utang. Oleh karena itu, kita perlu mengecek bagaimana pengelolaan biaya oleh perusahaan.
Rasio terkait a.l: profit margin (gross profit margin, operating profit margin, net profit margin), TIER (times interest earned ratio), dan DER (debt to equity ratio).
3. Kemampuan untuk mengalokasikan laba yang telah didapatkan
Setelah mendapatkan laba, perusahaan harus dapat mengalokasikannya dengan baik sehinga bisa memberikan keuntungan yang lebih besar di masa mendatang. Dengan demikian perusahaan akan terus tumbuh.
Rasio terkait: ROE (return on equity), RORE (return on retained earnings), assets turnover, capex to revenue.
Dengan menggunakan framework tersebut, kita akan membaca laporan keuangan seperti membaca sebuah cerita dan bukan hanya sekumpulan angka. Kita juga akan menggunakan rasio keuangan dengan lebih efektif dan terarah.
