SRTG Lap Keu Q4 2021 : Memahami Laba Yang Sebenarnya
A. SEKILAS PERUSAHAAN
Nama : PT Saratoga Investama Sedaya Tbk
Kode : SRTG
Sektor : Sektor Perdagangan, Jasa & Investasi
Sub sektor : Perusahaan Investasi
B. BERITA
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dan entitas anak membukukan rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan mencatatkan net asset value (NAV) sebesar Rp56,3 triliun pada tahun 2021.
Angka tersebut melonjak 78% yoy dibandingkan capaian tahun 2020 senilai Rp31,7 triliun.
Presiden Direktur SRTG, Michael William P. Soeryadjaya menerangkan bahwa salah satu sumber pertumbuhan NAV Saratoga pada tahun lalu adalah lonjakan harga saham di hampir semua portofolio investasi kami terutama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).
Selama tahun 2021, Saratoga menambah kepemilikan sahamnya hingga akhir Desember 2021 dibandingkan Desember 2020, di PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) dari 52,21 persen menjadi 56,69 persen dan PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII) dari 8,39 persen menjadi 9,31 persen.
Selain itu sejumlah langkah penting telah dilakukan Perseroan dengan melakukan investasi baru di tiga perusahaan startup, yaitu Xurya Daya Indonesia (Xurya), SIRCLO dan Fuse, juga investasi di perusahaan media digital dan periklanan yakni City Vision.
Berikut adalah profil perusahaan investasi baru Saratoga di tahun 2021
1. City Vision
Sebagai perusahaan Media Luar Ruang terkemuka dan paling inovatif di Indonesia, City
Vision mengembangkan bisnis dengan menyediakan produk Brand Recall dan Penelitian Efektivitas Situs yang mendalam kepada Pengiklan dan Agen Periklanan.
Didukung oleh tim kreatif digital yang memiliki kemampuan teruji dalam menyusun strategi kampanye digital, City Vision juga merupakan pemimpin di Media Angkutan Umum (Transit) dengan jaringan Stasiun Kereta Commuter Line terbesar dan tersibuk di Jakarta dengan potensi penumpang hampir 10 juta orang setiap minggu.
2. Xurya Daya Indonesia (Xurya)
Xurya adalah perusahaan energi terbarukan terkemuka di pasar yang memberikan
kemudahan transisi ke energi surya bagi para pelaku industri melalui kontrak sewa jangka panjang.
Perusahaan saat ini telah mengoperasikan hampir 60 aset surya atap dengan 38
situs lainnya masih dalam konstruksi dari berbagai sektor konsumen seperti manufaktur, logistik, hotel, dan pusat perbelanjaan. Sebagai perusahaan yang fokus dalam mendukung program pemerintah mengurangi emisi gas karbon, Xurya juga menawarkan solusi satu atap untuk kebutuhan tenaga surya mulai dari studi kelayakan, pemasangan hingga pengoperasian dan pemeliharaan.
3. SIRCLO
Perusahaan merupakan solusi e-commerce terkemuka di Indonesia yang membantu bisnis memasuki pasar online. SIRCLO menawarkan dua kategori solusi yaitu solusi pengusaha (Sirclo Store – dasbor untuk manajemen toko online) dan solusi perusahaan (yaitu SIRCLO Commerce – layanan dan teknologi enabler e-commerce untuk pengembangan omni channel melalui iCube).
Saat ini SIRCLO telah melayani lebih dari 100.000 merek untuk mengembangkan bisnis online mereka seperti Unilever, Reckitt Benckiser, KAO, L’Oréal, dan Levi’s.
4. Fuse
Perusahaan ini merupakan platform insuretech yang menghubungkan berbagai produk
asuransi dari banyak perusahaan asuransi dengan berbagai sarana distribusi, saluran, atau mitra. Fuse, dengan teknologi yang dikembangkannya membuat asuransi menjadi semakin mudah diakses, tersedia secara instan dan terjangkau bagi semua orang.
C. SEKILAS LAPORAN KEUANGAN
SRTG sudah merilis laporan keuangannya untuk periode tahun 2021 dan mencatat performa yang menggembirakan.
SRTG mencatat Keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya yang naik secara signifikan dari Rp 8.4 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 24.4 triliun di tahun 2021 atau mengalami kenaikan sebesar 189%.
Di bagian Penghasilan dividen dan bunga juga mengalami kenaikan yang signifikan menjadi Rp 1.6 triliun di tahun 2021 dibanding Rp 767 milyar di tahun 2020.
Berikutnya ada penurunan di bagian (Beban) manfaat pajak penghasilan Kini yang menjadi Rp 9.6 Milyar di tahun 2020 menjadi Rp 909 Juta.
Apa artinya? Nanti kita akan bahas di bagian Pembahasan.
SRTG mencatat kenaikan di bagian Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp 24.8 triliun di tahun 2021 dibanding Rp 8.8 triliun di tahun 2020 dan mencatat kenaikan EPS di tahun 2020 sebesar Rp 653 menjadi Rp 1846.
Aset SRTG di periode Desember 2021 ini juga mengalami peningkatan yang sangat pesat hingga Rp 61.1 T dibanding tahun 2020 yang “hanya” Rp 35.04T.
Peningkatan terbesar berada di instrumen investasi pada saham yang naik Rp 57.8T dari Rp 33.2T di tahun 2020.
Kenaikan aset ini diiringi dengan kenaikan liabilitasnya dari Rp 3.6 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 5.1 triliun di tahun 2021.
D. PEMBAHASAN LAPORAN KEUANGAN
SRTG mencatat kenaikan pendapatan dan laba bersih per saham yang signifikan.
Namun teman-teman perlu mengetahui laba sebenarnya yang dihasilkan oleh SRTG dalam laporan keuangan Q4 tahun 2021.
Inilah isu yang akan saya angkat di pembahasan kali ini
SRTG merupakan salah satu perusahaan yang memiliki performa istimewa. Bahkan jika melihat kinerja sekilas dari EPSnya maka akan terlihat pertumbuhan yang sangat signifikan dari tahun 2018 hingga tahun 2021 ini.
Namun perlu teman-teman ketahui bahwa SRTG merupakan perusahaan investasi yang tidak mempunyai bisnis sendiri.
Bisnis dari SRTG ini mencari modal kemudian menginvestasikan ke perusahaan lain seperti blue chip, perusahaan berkembang, startup dan lainnya.
Sekarang kita masuk ke laporan keuangan bagian laba rugi.
Disini kita akan fokus ke 3 bagian yaitu
1. Keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya
2. Penghasilan dividen dan bunga
3. (Beban) manfaat pajak penghasilan Kini
Jika melihat laporan keuangan SRTG terutama di bagian pendapatan akan sedikit berbeda.
Disini teman-teman tidak akan melihat seperti penjualan bersih atau pendapatan neto tetapi akan melihat 2 hal yaitu
- Keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya
- Penghasilan dividen dan bunga
Ada 2 jenis pendapatan yang tidak lazim dibanding perusahaan lainnya karena bisnis SRTG adalah perusahaan investasi yaitu mereka mengumpulkan modal kemudian menyebar modal tersebut ke perusahaan lain baik yang sifatnya tertutup maupun yang sudah listing di bursa saham alias terbuka.
Dan pendapatan berupa “Keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya” adalah pendapatan berdasar atas kenaikan atau penurunan investasinya yang ada di perusahaan lain.
Artinya laba dalam poin ini masih berada di ATAS KERTAS bukan laba sebenarnya.
Laba dalam poin ini akan naik turun seiring perkembangan hasil investasinya.
Berarti tidak ada uangnya? Ya. Selama SRTG belum menjual sahamnya maka pendapatan di poin ini tidak ada.
Terus apakah SRTG mendapatkan penghasilan yang berupa cash?
Ada yaitu di bagian Penghasilan dividen dan bunga dan Penghasilan lainnya.
Sekarang kita telusuri terkait Keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya.
Terlihat bahwa SRTG berinvestasi di 4 kategori perusahaan yaitu Blue Chip, Teknologi digital, perusahaan berkembang dan lainnya.
Hampir semua mencatat kenaikan yang signifikan dan memang di saat ini hampir semua perusahaan terbuka yan diinves oleh SRTG menunjukkan kinerja saham yang luar biasa.
Dan sekarang kita lihat di bagian Penghasilan dividen dan bunga dan Penghasilan lainnya.
Di bagian ini artinya SRTG mendapat uang cash dari dividen yang tentu saja dibagikan oleh perusahaan yang diinves.
Bagaimana kita bisa tau Keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya tidak ada cashnya dan Penghasilan dividen dan bunga dan Penghasilan lainnya ada cashnya?
PAJAK.
Kenapa di bagian sekilas laporan keuangan saya menuliskan terkait pajak kini.
Setiap perusahaan harus membayar pajak penghasilannya yang besarannya disesuaikan dengan uang cash yang masuk.
Sekarang kita perhatikan total laba sebelum pajak dari SRTG sebesar Rp 25.696.068 (juta)
Dan sekarang kita lihat Catatan Laporan Keuangan no 8f.
Ternyata disini yang kena pajak hanya Rp 1.364.692 (juta)
Sekarang kita perhatikan perusahaan lain yaitu SIDO
Laba sebelum pajak SIDO sebesar Rp 1.613.231 (juta) dan di bagian pajak yang dihitung sebesar Rp 1.564.643. Tidak terlalu jauh
Setali tiga uang dengan laba sebelum pajak, jika kita perhatikan arus cash flow juga akan mengerti sebenarnya SRTG mendapat cash berapa banyak.
Cash yang didapat “hanya” sebesar Rp 1.323.347. Sangat jauh jika dibandingkan dengan laba yang didapat di angka Rp 25.6 triliun.
Sekarang bergeser ke sisi aset SRTG.
Ada kenaikan yang signifikan terkait Investasi pada saham sebesar Rp 57.8 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp 33.2 triliun.
Teman-teman bisa membaca semua saham yang dimiliki oleh SRTG ini di CLK no 5.
Jadi paham ya laba sebenarnya SRTG sebenarnya hanyalah laba di atas kertas. Apa efeknya kita mengetahui laba asli dari SRTG ini?
Jangan berharap banyak dengan dividen yang dibagikan. Berharap saja dari capital gain.
E. RASIO PERUSAHAAN
1. EPS
Sekarang teman-teman pasti tau arti angka EPS di atas?
Ya, EPS di atas bukanlah EPS yang sebenarnya. Jadi ketika mau masuk ke SRTG langsung cari bagian pajaknya dan di bagian arus cash flownya untuk tau laba sebenarnya.
2. Book Value
Jika kita sudah memahmi alur lap keu dari SRTG seharusnya naik turunnya Book Value ini tidak menjadi masalah. Kenapa? Karena instrumen asetnya ada bagian investasi saham yang notabene tipa detik bisa berubah.
3. Arus Cash Flow
- Aktivitas Operasi
Perhatikan bagian Penerimaan dividen yang sebesar Rp 871 Milyar. Padahal di laporan laba rugi ada penghasilan dividen sebesar Rp 1.6 triliun.
Karena ada dividen yang sudah dicatat sebagai laporan laba rugi tetapi uangnya belum masuk.
Untuk arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan tidak saya bahas karena tidak ada efek yang signifikan.
F. KESIMPULAN
Harga : 2780 (harga penutupan tanggal 14/03/2022)
EPS : 1835 (annualized)
Book Value : 4128 (annualized)
Harga Wajar : 13055 (Graham Number)
MOS : 79%
PER : 1.52X
PBV : 0.67X
GPM : –
NPM : 1510.10%
ROE : 44.45%
2. Analisa InveStory ID
Kesimpulan menggunakan harga Rp 2780 berdasar Laporan Keuangan Full Tahun 2021 adalah SRTG layak jika ingin dijadikan sebagai value stock karena harga sekarang masih berada di bawah harga wajarnya.
Namun teman-teman tentunya sudah paham bahwa
1. kinerja perusahaan SRTG itu ditopang oleh KINERJA SAHAM perusahaan yang diinvest bukan ditopang KINERJA PERUSAHAAN.
2. laba yang masuk belum tentu laba yang sebenarnya
3. naik turunnya book value atau ekuitas sangat tergantung aset lancarnya yaitu investasi saham.
Teman-teman bisa membaca artikel berikut terkait kinerja saham dan kinerja perusahaan Mengenal Kondisi Perusahaan, Kinerja Perusahaan, Kinerja Saham Dan Menemukan STORY Lebih Cepat Dibanding Bandar.
Apakah suatu saat SRTG akan sampai di harga wajarnya 13055?
Kita tidak pernah tahu karena hal ini tergantung pasar. Namun yang WAJIB kita tau
– apa konsep bisnis perusahaan
– berapa laba yang dihasilkan oleh perusahaan
– berapa dividen yang dibagikan
Kenapa SRTG tidak cocok dimasukkan sebagai saham growth stock? Padahal EPSnya naik terus sejak tahun 2018 hingga 2021 ini?
Karena EPS yang ada bukanlah menggambarkan EPS yang sebenarnya.
3. Harga Beli & Harga Jual
Harga Wajar : 13055 (Graham Number)
Target Profit :
Isikan :
- target harga = harga wajar saham
- harga sekarang = harga saham milik kita
Kita bisa menentukan target profit yang diinginkan dengan cara memasukkan harga pembelian kita dan harga wajar saham tersebut.
Semisal kita ingin mendapatkan target profit 370% di saham SRTG ini maka harga maksimal yang masih bisa kita beli adalah Rp 2780.
Namun jika kita mempunyai target keuntungan 200% saja maka harga maksimal yang bisa kita beli adalah Rp 4350.
Saham yang kita beli bisa naik dan turun dan sebagai antisipasinya kita bisa melakukan average down jika memang kinerjanya masih stabil.
Adapun average down yang baik saat harganya turun 15% agar kita tidak kehabisan modal.
Masukkan harga milik kita dan masukkan berapa persentase penurunannya maka kita akan mengetahui di harga berapa sebaiknya kita melakukan avg down.
Bagaimana dengan titik jualnya?
Kita bisa menggunakan 2 metode yaitu ketika sudah sampai di harga wajarnya dan sudah mendapat keuntungan tertentu.
Saya menyertakan kalkulator agar teman-teman bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk menjual sahamnya.
Itulah analisa tentang SRTG berdasar Lap Keuangan Kuartal 4 Tahun 2021
Sumber :