MYOR Lap Keu Q4 2021 : Penjualan Naik Tetapi EPS Ambyar
A. SEKILAS PERUSAHAAN
Nama : PT Mayora Indah Tbk
Kode : MYOR
Sektor : Industri Barang Konsumsi
Sub sektor : Makanan & Minuman
Download Laporan Keuangan
B. BERITA
PT Mayora Indah Tbk (MYOR) optimistis momentum Ramadhan dan Lebaran di tahun 2022 dapat mengerek kinerja perusahaan di sepanjang tahun ini. Karena itu, perusahaan sudah menyiapkan sejumlah jurus guna merealisasikan hal tersebut.
Sekretaris Perusahaan Mayora Indah Yuni Gunawan bilang, optimisme tersebut didorong oleh pencapaian penjualan produk MYOR pada ramadan tahun lalu. Dimana, hampir semua produk mengalami peningkatan penjualan, baik untuk packaged foods maupun packaged beverages.
Mengutip dari catatan Kontan, per kuartal III 2021 untuk packaged foods memberikan kontribusi penjualan sekitar 57% dan packaged beverages 43%. Yuni bilang, merek makanan-minuman MYOR yang meningkat penjualannya saat ramadan adalah produk biscuit, candy wafer chcolate, coffe, dan cereal.
Sekretaris Perusahaan MYOR Indah Yuni Gunawan memperkirakan, penjualan selama Ramadhan & Lebaran 2022 dapat tumbuh sekitar 30% dibandingkan hari-hari biasa.
Hanya saja, Yuni enggan menjelaskan lebih detail terkait peningkatan produksi tersebut. “Yang pasti, penjualan selama bulan ramadan jika dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain, sepanjang Januari-Desember menyumbangkan kontribusi penjualan paling tinggi,” pungkasnya.
Disisi lain, perusahaan masih mempelajari dampak kenaikan harga bahan baku gandum terhadap performa bisnis. Emiten barang konsumsi ini juga masih mengamati dampak kenaikan harga bahan baku yang bisa berimbas pada kenaikan harga jual.
“Kenaikan harga bahan baku khususnya gandum disebabkan oleh konflik Rusia dan Ukraina. Kami masih mempelajari dan melihat apakah konflik ini akan berkepanjangan dan apakah perlu bagi Mayora untuk melakukan penyesuaian harga jual atau tidak,” kata Yuni.
Selain itu MYOR juga melakukan aksi korporasi dengan menerbitkan obligasi dengan nilai total Rp 1,5 triliun.
Obligasi Berkelanjutan II Mayora Indah Tahap II Tahun 2022 ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan II Mayora Indah dengan total nilai Rp 2 triliun. Mayora telah menerbitkan obligasi tahap pertama Rp 500 miliar pada September 2020 lalu.
Obligasi seri A memiliki nilai pokok Rp 1,2 triliun. Obligasi dengan tenor lima tahun ini menawarkan tingkat bunga tetap 7% per tahun.
Obligasi seri B memiliki nilai pokok Rp 300 miliar. Obligasi dengan tenor tujuh tahun ini menawarkan suku bunga tetap 7,5% per tahun.
Mayora Indah akan menggunakan Rp 750 miliar dana hasil penerbitan obligasi untuk pinjaman ke anak usaha, PT Torabika Eka Semesta untuk pembiayaan modal kerja. “Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja Mayora Indah,” ungkap MYOR dalam prospektus ringkas penerbitan obligasi, Jumat (11/3).
C. SEKILAS LAPORAN KEUANGAN
Di tahun 2021 ini MYOR mencatatkan penjualan bersih yang naik dari Rp 24,47 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 27,90 triliun atau meningkat sebesar 14%.
Kenaikan penjualan terjadi di seluruh segmen pasar, yakni pasar domestik yang naik dari Rp 14,38 triliun menjadi Rp 16,05 triliun. Sedangkan penjualan ekspor meningkat dari Rp 10,11 triliun menjadi Rp 11,88 triliun.
Berdasarkan jenis produk penjualan, minuman olahan kemasan naik dari Rp 11,47 triliun menjadi Rp 13,06 triliun pada 2021. Sementara itu, penjualan makanan olahan dalam kemasan naik dari Rp 13,93 triliun menjadi Rp 15,93 triliun.
Sayangnya kenaikan beban pokok penjualan yang lebih pesat, dibandingkan pertumbuhan penjualan menjadikan laba kotor perseroan terpangkas dari Rp 7,29 triliun menjadi Rp 6,92 triliun. Kenaikan juga terjadi di beban usaha dari Rp 4,46 trilliun menjadi Rp 5,15 triliun. Sedangkan beban bunga berhasil ditekan dari Rp 353,82 miliar menjadi Rp 320,53 miliar.
Beban lain-lain juga mengalami peningkatan dari Rp 147,03 miliar menjadi Rp 222,66 miliar, sehingga laba sebelum pajak Mayora Indah turun dari Rp 2,68 triliun menjadi Rp 1,54 triliun.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PT Mayora Indah Tbk (MYOR) terkoreksi 42,41% dari Rp 2,06 triliun menjadi Rp 1,18 triliun pada 2021. Penurunan tersebut menjadikan laba per saham turun drastis dari Rp 92 menjadi Rp 53 per saham.
D. PEMBAHASAN LAPORAN KEUANGAN
Ada hal yang menarik dari Lap Keu Q4 Tahun 2021 ini karena penjualan meningkat tetapi bottom line atau EPSnya justru menurun dan menurunnya sangat pesat.
Apa yang sebenarnya terjadi dan apakah aman jika kita berinvestasi di MYOR dengan kondisi EPS yang turun?
Yang pertama kita perhatikan adalah EPSnya di bawah ini
Jika kita perhatikan seksama sebenarnya memang EPS Q3 dan Q4 tahun 2021 ini sudah merosot dengan sangat tajam dibanding Q3 dan Q4 tahun 2020. Padahal kita semua tau kalo tahun 2020 adalah tahun pandemi.
Kita akan membandingkan dengan tahun 2018, 2019, 2020 dan 2021
1. Pendapatan dan beban pokok penjualan tahun 2021 tertinggi dibanding pendapatan dan beban pokok penjualan tahun 2020, 2019 dan 2018 sehingga menghasilkan rasio laba kotor sebesar
- 2021 = 24%,
- 2020 = 29%
- 2019 = 31
- 2018 = 26
Sekarang kita masuk ke CLK untuk beban pokok penjualan.
Terjadi kenaikan yang signifikan sebesar 30% di bagian Bahan baku dan pembungkus.
Problem pertama sudah ketemu dan menurut saya pasti manajemen akan membuat lnagkah terbaik untuk mengatasi hal ini karena bahan baku dan pembungkus merupakan instrumen paling utama dalam sebuah produk.
Kita tunggu di Lap Keu Q1 2022.
2. Beban usaha tahun 2021 meningkat drastis jika dibanding tahun 2020 tetapi beban penjualan tahun 2019 juga naik drastis dibanding tahun 2018.
Di tahun 2021 ini yang naik signifikan adalah biaya pengiriman karena naik hampir 97%.
Meski begitu ada biaya yang menurun sangat signifikan yaitu biaya sumbangan dan hiburan yang menurun dari Rp 5 milyar menjadi cuma Rp 327 juta.
Berbeda dengan tahun 2021, ternyata kenaikan beban penjualan tahun 2019 diakibatkan penambahan iklan dan promosi.
Yang unik adalah beban administrasi justru menurun dibanding 3 periode sebelumnya.
Sama halnya dengan beban pokok penjualan, biaya iklan dan biaya pengiriman jelas merupakan komponen utam yang pastinya harus segera diselesaikan oleh manajemen dan kita perlu menunggu untuk periode Q1 tahun 2022.
3. Masuk ke bagian pendapatan (beban) lain-lain dan di tahun 2021 ini ada beberapa pos yang menurun.
Pos penghasilan (beban) lain-lain yang menurun untuk tahun 2021 dibanding tahun 2020 adalah
- Keuntungan kurs
- Penghasilan bunga
- lain-lain
Untuk bagian ini tidak masalah karena selisih kurs seperti ini sifatnya naik turun mengikut mekanisme nilai tukar rupiah terhadap dollar.
E. KESIMPULAN PEMBAHASAN
Adanya beban pokok penjualan dan adanya kenaikan di bagian beban usaha jelas menjadi pengaruh terhadap menurunnya EPS tahun 2021.
Tetapi kita harus memantau langkah manajemen terkait problem ini sehingga menurut saya untuk saay ini lebih baik wait n see atau dimasukkan ke watchlist dulu sembari menunggu langkah manajemen.
F. RASIO PERUSAHAAN
1. EPS
EPS tahun 2021 turun sangat signifikan dibanding 3 tahun sebelumnya. Penurunan ini bahkan terjadi 2 periode yaitu Q3 dan Q4 2021.
2. Book Value
Jika melihat book value dari MYOR ini sangat bagus karena tiap tahun terus meningkat.
Adapun sejak tahun 2016 MYOR melakukan stock split sehingga terlihat jauh lebih rendah.
3. Arus Cash Flow
Untuk arus kas tidak saya bahas karena tidak ada efek yang signifikan.
G. KESIMPULAN
1. Rasio-Rasio Penting
Harga : 1620 (harga penutupan tanggal 14/04/2022)
EPS : 53 (annualized)
Book Value : 497 (annualized)
Harga Wajar : 770 (Graham Number)
MOS : -%
PER : 30.53
PBV : 3.26
GPM : 24.81
NPM : 4.25%
ROE : 10.67%
2. Analisa InveStory ID
Kesimpulan menggunakan harga Rp 1620 berdasar Laporan Keuangan Full Tahun 2021 adalah sebaiknya wait n see atau dimasukkan ke watchlist.
– Value : sudah mahal
– Growth : EPSnya turun sehingga kita perlu menunggu lap keu berikutnya untuk melihat apakah layak atau tidak masuk sebagai saham growth stock terutama terkait beban pokok penjualan dan beban usaha
– Dividen : dividen MYOR terlalu kecil untuk dijadikan sebagai dividen stock
– Core : Sebenarnya paling mendekati masuk di core stock ini. Tetapi masih banyak saham yang layak masuk core stock dengan pertumbuhan masih bagus dan dividen yang relatif lebih besar.
Namun jika mempunyai keyakinan yang kuat akan langkah dari manajemen kita bisa membeli saat ini agar nantinya saat EPS sudah normal kita sudah memiliki sahamnya dan tinggal menunggu naiknya.
3. Harga Beli & Harga Jual
Harga Wajar : 770 (Graham Number)
Target Profit :
Isikan :
- target harga = harga wajar saham
- harga sekarang = harga saham milik kita
Kita bisa menentukan target profit yang diinginkan dengan cara memasukkan harga pembelian kita dan harga wajar saham tersebut.
Sayangnya MYOR ini harganya sudah di atas harga wajarnya sehingga opsinya ada 2 :
- Menunggu MYOR berada di bawah harga wajarnya
- Mengambil saham lain
Namun kalo kita sudah memiliki saham MYOR sebelum membaca artikel ini saran saya bisa di avg down saat harganya turun 15% agar kita tidak kehabisan modal.
Masukkan harga milik kita dan masukkan berapa persentase penurunannya maka kita akan mengetahui di harga berapa sebaiknya kita melakukan avg down.
Bagaimana dengan titik jualnya?
Kita bisa menggunakan 2 metode yaitu ketika sudah sampai di harga wajarnya dan sudah mendapat keuntungan tertentu.
Saya menyertakan kalkulator agar teman-teman bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk menjual sahamnya.
Itulah analisa tentang MYOR berdasar Lap Keuangan Kuartal 4 Tahun 2021
Sumber :