MTDL : Laba Kecil Yang Masih Diperkecil
Salah satu emiten yang direquest oleh member adalah saham MTDL atau PT Metrodata Electronics Tbk.
PT Metrodata Electronics Tbk adalah perusahaan teknologi informasi yang bergerak di bidang penyediaan produk dan layanan IT dan produk dan layanan berteknologi tinggi lainnya.
Perusahaan beroperasi dalam tiga segmen:
1. distribusi, yang mencakup penjualan perangkat keras dan perangkat dasar, seperti perangkat penyimpanan data, terminal, memori dan perangkatnya;
2. solusi, termasuk penyediaan layanan pemeliharaan, penyewaan perangkat keras dan perangkat lunak, penjualan perangkat lunak manajemen sistem, middleware, perangkat lunak server dan sistem tingkat tinggi; dan
3. konsultasi, yang menyediakan layanan profesional untuk konsultasi, implementasi dan pelatihan
MTDL merupakan salah satu perusahaan yang sekilas memiliki performa gemilang apalagi jika melihat tren EPSnya yang terus naik seperti dalam grafik di bawah ini
Banyak yang sepakat kalo MTDL layak masuk sebagai saham growth apalagi masih memiliki PEG Ratio 0.91 atau dibawah 1.
Namun jika ditelusuri lebih dalam ada beberapa hal yang membuat kita terutama saya berpikir ulang untuk masuk ke MTDL. Apa saja alasannya?
1. Gross profit margin dan Net profit margin kecil
Seperti yang sudah tertulis di atas bahwa MTDL memiliki 3 lini bisnis yaitu distribusi, solusi dan konsultasi.
Jika menilik dari penjualan MTDL maka penjualan terbesar MTDL datang dari layanan distribusinya seperti yang tercantum di LK 2021 di bawah ini
Penjualan perangkat keras dan perangkat lunak sangat mendominasi total penjualan.
Dari total Rp 18.5 triliun, 80%nya disumbang dari distribusi.
Jika ada yang mengatakan bisnis IT mempunyai margin besar maka kita perlu melihat berapa beban pendapatan dari MTDL.
Mari kita hitung berapa persentase laba kotornya dengan cara membagi laba kotor dengan pendapatan bersihnya
GPM = Laba kotor/pendapatan bersih x 100%
GPM 2021 = 8.1%.
Sangat kecil.
Berapa GPM di tahun 2020? 8.9%.
Mungkin bisa saja toko-toko IT mempunyai margin lebih besar karena langsung ke konsumen.
Saya kurang cocok sebenarnya jika membeli perusahaan yang memiliki GPM kecil karena jika GPM kecil hampir dipastikan NPMnya sebagai bottom linenya juga akan kecil (kecuali ada pendapatan lain-lain)
Berapa NPM atau net profit margin dari MTDL?
Rumus NPM adalah laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk dibagi pendapatan dikali 100%.
Hasilnya adalah 508.882/18,500,587×100 = 2.75%
Kecil sekali.
Eh kok yang dihitung yang 508.882 bukan laba tahun berjalan 761.834? Ya karena laba itu bukan milik MTDL sepenuhnya. Lah kok bisa?
Penjelasannya di poin 2.
Sekadar sebagai perbandingan GPM dan NPM MTDL sejak tahun 2017 bisa dilihat disini
Memang sih nature bisnis dari MTDL ya cuma segitu sih…Gpp juga toh nyatanya mereka tetap hidup sampai hari ini.
Bagi teman-teman yang mau masuk ke MTDL harap maklum ya…
2. Non pengendali besar padahal NPM kecil
Sudah saya mention di awal bahwa hal yang membuat saya tidak terlalu tertarik dengan MTDL adalah NPMnya yang sangat kecil hanya kisaran 2% bahkan memang secara historis NPM MTDL hanya kisaran segitu.
Dan ternyata ada kabar yang menurut saya lebih buruk yaitu NPM yang kecil ternyata masih dibagi ke non pengendali.
Hal inilah yang membuat saya menghitung laba bersihnya menggunakan 508.882 bukan laba tahun berjalan 761.834.
Perhatikan LK di bawah ini
Dari total laba yang ada, ternyata 33%nya untuk orang lain….Lah…
Pertanyaan pasti muncul apakah ini hanya untuk tahun 2021 saja? Silahkan lihat data di bawah ini
Terlihat bahwa laba yang diserahkan untuk non pengendali kisaran 30% atau tepatnya 33%.
Pasti muncul pertanyaan kenapa kok non pengendalinya bisa besar?
Jawabannya adalah karena anak usaha yang mempunyai pendapatan terbesar itu bukan sepenuhnya milik emiten tetapi kepemilikannya 50 : 50 seperti yang tercatat di LK
Seperti yang telah disebutkan bahwa pendapatan terbesar MTDL datang dari distribusi. Dan ternyata anak perusahaan yang berbisnis distribusi ini hanya dimiliki oleh MTDL sebesar 50%.
Perhatikan PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI) dan anak usaha SMI yaitu PT My Icon Technology (“MIT”) dan PT Synnex Metrodata Technology and Services (“SMTS”) *)
3. Kalo laba kecil dibagi lagi sudah pasti dividennya kecil
Poin no 3 ini sudah tidak dipungkiri lagi ya. Karena labanya kecil terus masih dibagi ke non pengendali ya tentu saja dividen sebagai hasil akhirnya menjadi sangat kecil.
Berikut riwayat dividen dari MTDL

Catatan : mohon dipastikan lagi ya terkait stock split karena belum lama MTDL SS 1:5.
Apakah MTDL benar-benar tidak layak menjadi saham yang masuk ke porto kita?
Tentu saja tidak. Selain 3 hal di atas sebenarnya ada 3 hal yang bisa menjadi penghibur bagi kita para holder MTDL dan calon investor MTDL
1. Uang cash besar
Per q2 2022, MTDL memiliki uang cash sebesar Rp 1.2 triliun.
Sekadar perbandingan bahwa aset MTDL total hanya Rp 8 triliun.
Tentu saja uang cash sebanyak ini bisa digunakan untuk berbagai hal
- bayar hutang.
MTDL hanya mempunyai total hutang Rp 3.8 triliun dengan hutang terbesar datang dari utang usaha.
- ekspansi
Bisa membuat bisnis baru atau invest di bisnis yang related yaitu startup dan nyatanya MTDL sudah invest di beberapa startup di Indonesia.
Emiten teknologi informasi dan komunikasi PT Metrodata Electronics Tbk. menandatangani subscription agreement untuk berinvestasi ke perusahaan rintisan atau start-up.
Emiten dengan kode saham MTDL itu menandatangani subscription agreement senilai US$500.000. Dalam investasi tersebut, MTDL bermitra dengan Arise Fund sebagai fund entity dan Metra Digital Innovation Pte. Ltd. (MDI) sebagai fund manager.
Dana senilai US$500.000 itu akan disetorkan bertahap sesuai dengan kebutuhan investasi yang akan dilakukan berdasarkan Capital Call dari Arise Fund.
Artikel Terkait DILD Q1 2023 : Revenue Naik Menjadi Rp 1.5 Triliun Tapi Laba Bersihnya Menguap Tinggal Rp 30 MiliarSumber : https://market.bisnis.com/read/20210803/192/1425373/metrodata-mtdl-suntik-investasi-us500000-ke-start-up
- buyback
- membagi dividen
Dividen sudah juga tapi ya agak imut-imut sih nominalnya.
2. Overvalue tapi bisa masuk ke growth
Jika menggunakan EPS 44 dan Book Value 236 maka harga wajar saham MTDL menurut Graham Number sebesar 483 berbanding dengan harga sekarang Rp 630.
Artinya MTDL sudah overvalue.
Tapi melihat pertumbuhan bisnis yang berhubungan dengan IT termasuk yang lagi hot yaitu bisnis cloud maka jelas MTDL masih punya potensi untuk terus tumbuh.
Dan jika kita menghitung PEG Rationya ternyata MTDL masih relatif murah karena PEG Rationya 0.91. (Sedikit murah namun sudah masuk wajarlah).
3. Core stock karena kekuatan brand
Cuma sayangnya kalo brand ini menurut saya tidak langsung menancap di konsumen beda dengan para toko-toko komputer.
Kan MTDL kuat di distribusi bukan di penjualan langsungnya.
Tapi disisi lain GPM yang kecil menunjukkan bahwa MTDL bukan penguasa…entahlah…hahaha…
4. Dalam jangka panjang tren sahamnya naik
Jika kita melihat grafik saham MTDL dalam hitungan YTD maka kinerjanya relatif sedang masa downtrend
Namun jika horizon timenya diperlebar maka kinerja sahamnya MTDl termasuk ciamik. Bisalah dihold forever kalo mau….Tapi saran saya masih banyak kok saham yang lebih cocok dihold forever dibanding MTDL
Kesimpulan :
Membeli MTDL dengan tujuan sebagai core stock menjadi opsi paling tepat dan bisa hold forever.
Namun masih banyak pilihan saham yang GPM lebih baik, NPM lebih baik, dan dividen lebih baik.
Sumber :