Mengenal Harga Wajar Saham, Fungsi Dan Kapan Emiten Mencapainya?

Mengenal Harga Wajar Saham, Fungsi Dan Kapan Emiten Mencapainya?
Chart, graph, magnifying glass and pen on the line graph.

Artikel ini saya buat karena terdorong banyak investor pemula yang masih bingung dengan konsep harga wajar sehingga sering bertanya di bawah ini

  • Kapan suatu saham mencapai harga wajarnya?
  • Kalo sudah beli di bahwa harga wajarnya apa pasti untung?
  • Kalo sudah mencapai harga wajarnya apakah masih bisa terbang lagi atau justru malah turun?
  • Kenapa harga wajar rumusnya banyak dan berbeda-beda?

Disini saya akan membahas dengan pelan-pelan agar mudah dipahami dan dipraktekkan serta tidak salah kaprah terkait harga wajar.

Harga wajar saham artinya adalah harga yang pantas diberikan bagi sebuah perusahaan karena aset yang dimiliki, keuntungan yang selama ini dihasilkan dan potensi pendapatan di masa depan.

Jika masih di bawah harga wajar disebut undervalue, kalo sesuai dengan harga wajarnya disebut fairvalue dan kalo sudah mahal disebut overvalue.

Pemahaman lainnya harga wajar atau sering disebut juga dengan instrinsik value adalah harga yang menurut kita layak atau harga sebenarnya karena berbagai sudut pandang.

Sudut pandang ini bisa diisi dengan :

  1. Book value
  2. EPS
  3. Aset lancarnya
  4. Uang cashnya
  5. Potensi dividennya
  6. Growth perusahaannya dll

Sudut pandang inilah yang menjadikan harga wajar dari masing-masing rumus berbeda.

Contoh ada perusahaan AYAM yang mempunyai uang cash hingga Rp 20 triliun karena dari IPO dan saat ini harganya hanya Rp 300an.

Master saham A mengatakan dengan uang cash sebanyak itu maka perusahaan seharusnya bisa mencari peluang bisnis dan akuisisi sehingga potensi untuk masa depan sangat bagus dan seharusnya harga wajarnya misal Rp 1000.

Master B melihatnya berbeda. Walopun punya uang cash Rp 20 triliun tetapi belum digunakan dan mengatakan dengan performa kinerja serta bisnisnya yang stagnan harusnya harga wajarnya di bawah 200.

Master C mengatakan walopun bisnisnya stagnan tetapi dengan uang cash sebanyak itu bisa saja suatu saat manajemen mengubah sektor perusahaan dari yang tadinya tempat jualan menjadi perusahaan investasi. Masih layak kok kalo harga wajarnya kisaran Rp 400.

Sudah paham ya konsepnya. Contoh di atas akan menjawab pertanyaan no 1 di bawah ini

1. Kenapa harga wajar rumusnya banyak dan berbeda-beda?

Sudah terjawab ya. Perbedaan itu muncul karena apa yang digunakan.

Rumus Graham Number hanya menyoroti EPS dan Book Value saja

Rumus Graham Formula ikut menambahkan faktor eksternal

Rumus dividen discount model berfokus pada dividennya

Rumus Discounted Cash Flow fokus pada cash flow yang dihasilkan

Rumus PER berfokus dengan EPSnya

Rumus PEG Ratio berfokus dengan growth EPS

Masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.

Teman-teman bisa membaca detail tentang harga wajar lengkap di artikel ini

Cara Menghitung Harga Wajar Saham Menggunakan Beberapa Rumus Populer

Khusus yang menghitung harga wajar menggunakan PER dan PBV sudah saya bahas disini ya

Karena 2 Hal ini, JANGAN Jadikan PER dan PBV Sebagai ACUAN Memilih Saham Ya

2. Apakah ada rumus harga wajar yang akurat?

Tidak ada karena semua basisnya asumsi saja.

Harga wajar menggunakan kinerja dan kondisi perusahaan. Harga asli tergantung mekanisme pasar.

3. Kapan suatu saham mencapai harga wajarnya?

Tidak ada yang bisa menebak karena seperti di poin no 2.

Kadang ada yang sangat cepat bisa terlampaui, kadang ada yang lama dan akhirnya terlampaui. Tapi ada juga yang tidak pernah tercapai.

4. Trus fungsi harga wajar apa?

Fungsi harga wajar itu digunakan kita untuk menentukan saja apakah saham AYAM layak beli atau tidak (Yang menggunakan konsep harga wajar umumnya value investing).

Contoh ada saham KUDA.

Bisnisnya bagus, membagi dividen tetapi harga wajarnya setelah dihitung kisaran Rp 1000. Sekarang harganya kisaran Rp 5000.

Tentu saja kita sebagai value investor tidak akan membelinya karena harga wajarnya sudah mahal.

Ada 2 opsi yaitu kita menunggu sampai saham KUDA turun hingga Rp 1000 atau mencari saham lain yang sekiranya kinerjanya bagus dan masih di bawah harga wajarnya.

5. Kalo sudah beli di bahwa harga wajarnya apa pasti untung?

Tentu saja tidak.

Seperti di poin no 4 bahwa harga wajar hanya digunakan sebagai jarak harga beli kita dengan harga yang menurut kita seharusnya dihargai.

Sebagai investor tentu saja kita tinggal menunggu harganya diapresiasi oleh market sehingga harga wajarnya tercapai dan kita akan untung.

6. Kalo sudah mencapai harga wajarnya apakah masih bisa terbang lagi atau justru malah turun?

Kalo saham sudah mencapai harga wajarnya bisa terus terbang tapi bisa juga langsung turun.

Semua tergantung market. Fokus kita hanyalah menemukan perusahaan yang memiliki kinerja bagus dan masih undervalue.

7. Kapan harga wajar saham berubah?

Harga wajar akan berubah per kuartal atau setelah Lk perusahaan keluar.

Seperti rumus Graham Number yang menggunakan basis EPS dan Book value maka tentu saja EPS dan Book value akan berubah setiap kuartal.

Tapi kalo teman-teman sangat sibuk bisa menggunakan basis laporan tahunan saja untuk menghitung ulang harga wajarnya

8. Kalo harga wajarnya sudah tercapai apa langsung jual atau hold lagi?

Seperti di poin no 7 kalo harga wajar akan berubah per kuartal seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan.

Kita bisa jual kalo harga wajarnya tercapai dan di LK berikutnya ternyata menurun.

Begitu juga sebaliknya, kita bisa hold lagi karena setelah LK berikutnya keluar ternyata harga wajarnya naik lagi.

9. Berapa batas membeli saham di bawah harga wajarnya?

Selain ada harga wajar kita juga sebaiknya mengenal istilah MOS atau Margin of Safety.

Margin of  Safety (MOS) adalah selisih harga saham saat ini dengan nilai intrinsiknya/ harga wajarnya.

Jadi penjelasannya seperti ini, metode valuasi seperti Graham Number atau metode lain bisa saja salah. Dari sini kita mengambil ancang-ancang untuk memperkirakan jika terjadi kesalahan.

Semakin kecil MOSnya maka harganya semakin mendekat ke fair value.

Semakin besar MOSnya maka tentu saja selisih harga saat ini dengan harga wajarnya makin besar.

Contoh saham SAPI di harga saat ini Rp 1000 dan memiliki harga wajar Rp 2000, artinya saham SAPI memiliki MOS 50%.

Contoh lain saham ITIK harganya Rp 1200 dan harga wajar menurut kita Rp 1800 maka MOSnya 33%.

Nah catatan lain adalah walopun teman-teman membeli saham SAPI dengan MOS 50% belum tentu akan cuan juga ya.

Walopun MOSnya 50% alias potensi harganya bisa bagger tetap belum menjadi jaminan akan bagger.

Silahkan explore menggunakan kalkulator MOS gratis di bawah ini

Tapi memang sebaiknya carilah saham yang kinerjanya bagus dan MOSnya masih besar.

Teman-teman bisa mencari menggunakan cara saya di bawah ini

Cara Screening Saham Menggunakan Stockbit Pro Untuk Menemukan Wonderfull Company

Itulah pembahasan tentang harga wajar, fungsi dan pertanyaan lain tentangnya.

Teman-teman bisa memberikan komentar atau memberi tambahan di artikel ini agar semakin lengkap.

(Visited 422 times, 4 visits today)

Leave a Reply

Artikel Lainnya