Mau Beli Saham Gorengan Yang “Enak + Maknyus” Atau Saham Gorengan Yang Bikin “Batuk & Kolesterol”

Mau Beli Saham Gorengan Yang “Enak + Maknyus” Atau Saham Gorengan Yang Bikin “Batuk & Kolesterol”

Dalam suatu diskusi di grup Telegram InveStory ada yang menanyakan mengapa saya memilih saham-saham yang harganya di bawah Rp 1000.

Saya jawab ya karena harganya secara nominal murah sehingga kalo misal mau average down gampang.

Selain itu juga karena saya membuat artikel investasi untuk pemula dan kebanyakan pemula memang modalnya di bawah Rp 10juta.

Baca : Modal Saya Kecil, Bagaimana Langkah Investasi Saham Yang Tepat?

Awal cerita, dulu saat awal-awal masuk ke bursa saham, saya sempat membeli UNTR di kisaran harga Rp 28.000 karena memang kinerjanya bagus. Tetapi begitu dibeli bukannya naik malah turun hingga menyentuh level Rp 22rbuan.

Alhasil karena modal cekak akhirnya agak susah untuk melakukan average down.

Nah berawal dari kisah inilah akhirnya saya membuat artikel dengan memberi contoh saham-saham yang harganya di bawah Rp 1000.

Berawal dari jawaban saya yang mengatakan membeli saham di bawah Rp 1000, ada yang kembali bertanya 3 hal

1. Bukankah saham yang harganya dibawah Rp 1000 itu saham gorengan?

2. Bukankah kalo saham yang harganya kecil gampang delistig dibanding saham yang marketcapnya besar?

3. Bukankah saham yang harganya di bawah Rp 1000 cocoknya untuk scalper dan swing?

Saya akan menjawab pertanyaan tersebut pelan-pelan

Apa sih saham gorengan itu?

Ada beberapa definisi yang saya temukan di internet

Saham gorengan adalah saham yang fundamentalnya kurang bagus atau jelek, tetapi ada oknum dengan sengaja manipulasi harga saham tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Oknum tersebut akan membentuk opini investor retail untuk membeli saham tersebut. Ketika harga saham tersebut berhasil naik, oknum tersebut akan melakukan aksi profit taking. (1)

Saham gorengan adalah saham yang dikelola oleh banyak orang untuk menjaga harga. Orang-orang ini biasanya adalah orang-orang kaya yang ingin mendapat untung besar dari ritel, atau biasa disebut dengan bandar. (2)

Saham Gorengan adalah saham yang naik/turunnya harga saham yang direkayasa demi mendapatkan keuntungan janga pendek. (3)

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saham gorengan adalah saham yang gampang DIMANIPULASI harganya. Kadang turun dalam terus tiba-tiba naik sangat tinggi.

Dulu memang ada istilah saham gorengan adalah saham yang memiliki fundamental kurang bagus, namun ERA BURSA SEKARANG saham gorengan bisa memiliki fundamental jelek tetapi juga ada yang memiliki fundamental bagus yang penting BISA DIMANIPULASI.

Paham ya.

Nah sekarang lanjut apa saja hal-hal yang membuat harga saham bisa dimanipulasi atau bisa digoreng?

1. Market cap kecil

Apa sih market cap itu?

Market Capitalization (market cap) atau dalam bahasa Indonesia adalah kapitalisasi pasar merupakan nilai perusahaan berdasarkan harga pasar sekarang. Rumus dari market cap adalah harga pasar dikalikan dengan jumlah saham beredar.

Ingat ya market cap unsurnya ada 2 harga saham saat ini dan jumlah saham yang beredar.

Kapan disebut market capnya besar? yaitu saat

– harganya besar jumlah sahamnya besar –> ARTO (16.175/13.72 Milyar lembar), BBRI (4550/150.04 M lembar)

– harganya kecil jumlah sahamnya sangat besar —> BUKA (338/ 103.06 M lembar)

– harganya besar jumlah sahamnya sedikit –> BYAN (37.330/3.33 M lembar)

Jika market capnya besar atau di atas Rp 100T kemungkinan besar akan susah digoreng sahamnya karena butuh modal besar. Tetapi ada 1 hal yang sekarang luput yaitu SEMAKIN BANYAKNYA INVESTOR PEMULA yang terjun di bursa saham membuat perusahaan yang marketcapnya besar bisa naik dan turun tetapi memang tidak signifikan.

Istilahnya sudah digoreng tetapi hanya setengah matang.

Dari poin no 1 bisa disimpulkan bahwa menggoreng saham untuk ERA BURSA SEKARANG tidak berhubungan erat dengan fundamental jelek tetapi asal modalnya cukup semua perusahaan bisa digoreng.

2. Kinerja keuangan yang meroket

Saya dulu pernah menulis tentang kinerja perusahaan adalah STORY TERBAIK untuk menaikkan harga saham dan menurunkan harga saham.

Baca : Mengenal Kondisi Perusahaan, Kinerja Perusahaan, Kinerja Saham Dan Menemukan STORY Lebih Cepat Dibanding Bandar

Belum lama ada saham ISSP yang seperti dipompom sana sini karena ada potensi kinerjanya akan menguat. Dan benar saja harganya dari kisaran Rp 200 terbang tinggi hingga Rp 500. Setelah story itu hilang harganya berkisar Rp 400an.

Selain kinerja ada juga yang berhubungan dengan emiten yaitu dividen.

Dividen ini juga menjadi sarana bagi oknum untuk menggoreng saham. Istilahnya adalah dividen trap. Teman-teman bisa membaca detailnya di artikel berikut

Baca : Memahami Dividen, 4 Dividen Trap Yang WAJIB Diketahui dan Solusinya

3. Tidak likuid

Saham tidak likuid artinya saham yang tidak aktif diperdagangkan atau istilah lainnya adalah saham illikuid. Saham illikuid tidak disenangi oleh trader karena jarang ditransaksikan atau sepi peminatnya.

Bagi investor pun agak tricky jika ingin masuk ke saham tidak likuid ini karena saat membeli agak susah. Namun susahnya ini juga berhubungan dengan modal ya.

Contoh saham yang tidak likuid namun harga sahamnya digoreng yaitu saham DCII.

pengertian saham gorengan

4. Pompoman oknum influencer saham

Saya tidak akan membahas lebih lanjut ya karena teman-teman seharusnya sudah sedikit paham tentang oknum-oknum yang hobinya pompom.

Influencer ini akan pompom juga tidak memperhatikan fundamental perusahaan.

Namun saya pernah menemukan influencer ini mempompom saham yang fundamentalnya bagus yaitu saham FPNI

5. Asal saja alias tidak ada angin tidak ada hujan

Ini tidak usah dibahas juga ya karena kan semua tergantung yang punya uang.

Sudah paham ya apa yang disebut saham gorengan dan alasannya kenapa suatu saham bisa digoreng.

Sekarang masuk ke pertanyaan berikutnya :

Apakah ada saham gorengan yang “ENAK & MAKNYUS”?

Ada donk. Yaitu saham yang memiliki fundamental bagus. Tipsnya ya

Bagi teman-teman WAJIB memilih saham yang fundamental bagus baik untuk investing maupun trading.

Nah biar cepat naiknya berdoa saja sahamnya digoreng.

Di ERA BURSA SEKARANG, saham yang memiliki fundamental bagus saja dan diisi oleh banyak investor naiknya LAMA.

Beda dengan saham yang fundamentalnya bagus dan diisi oleh investor + trader + dipompom influencer, naiknya cepat banget. Inilah SAHAM GORENGAN ENAK + MAKNYUS

Terus saham gorengan yang bikin batuk dan kolesterol apa? Ya saham yang fundamentalnya jelek dan tidak ada investor.

Disini pentingnya kolaborasi investor dan trader di perusahaan yang fundamentalnya bagus atau potensi turn around.

Jika harga saham turun maka akan ditahan oleh investor yang buy.

Jika saham naik maka akan didorong oleh trader yang buy.

Sudah paham ya

Sekarang saya akan menjawab pertanyaan di atas

– Bukankah saham yang harganya dibawah Rp 1000 itu saham gorengan?

Belum tentu namun umumnya iya karena sekali lagi berhubungan dengan ERA BURSA SEKARANG yang didominasi oleh pemula dengan modal kecil.

Karena pemula biasanya akan melihat ke nominal harga bukan ke valuasi harga sehingga harga saham yang di bawah Rp 1000 sering digunakan untuk trading. Kalo ilmu kita meningkat yang dilihat bukan lagi nominal tetapi valuasi.

Kalo masih pemula dengan uang di bawah Rp 10juta maka saham SIDO jelas menjadi incaran karena kinerjanya bagus dan harganya secara nominal hanya Rp 900an.

Tapi kalo kita sudah memiliki skill terutama value investing maka kita akan tahu walopun saham SIDO harganya HANYA Rp 900an tetapi sebenarnya valuasinya sudah suangat mahal bahkan VVIP dan kita pasti tidak akan membelinya.

Beda dengan saham ITMG. Per tanggal 25 Februari 2022 harga saham ITMG Rp 26.675.

Sangat mahal secara nominal dan bayangkan jika investor pemula yang hanya memiliki dana maksimal Rp 10juta dan membeli saham ITMG maka hanya akan dapat 4lot dan itupun belum ada dana buat average down.

Padahal jika menggunakan Laporan Tahunan 2021, harga wajar ITMG Rp 45rban. Artinya harga sekarang secara valuasi masih SANGAT MURAH tetapi sangat mahal secara nominal.

– Bukankah kalo saham yang harganya kecil gampang delisting dibanding saham yang marketcapnya besar?

Konsep pertanyaannya salah karena delisting itu bukan berhubungan dengan harga besar atau kecil namun karena kinerja perusahaan dan permintaan perusahaan

Contoh saham yang delisting karena kinerjanya buruk yaitu Cipaganti. Teman-teman bisa membaca detailnya disini

Tapi kok kebanyakan yang delisting harganya gocap? Iya karena kan semua orang berebut menjual dan jika yang menjual lebih banyak dibanding yang beli namanya ARB dan kalo ARB terus ya gocap atau masuk LQ50.

Mana ada sih orang yang mau berinvestasi di saham yang kinerjanya memburuk dan sudah diujung jurang.

Teman-teman wajib tau ya kalo saham yang dibeli oleh teman-teman ternyata delisting, sahamnya masih ada di porto tapi tidak bisa diapa-apakan. Ikhlasin aja dan berdoa semoga perusahaannya bisa relisting.

Tapi apakah semua saham yang kinerjanya memburuk dan harganya gocap akan delisting? Belum tentu…Hihihi…Ada kok saham yang hobinya hutang, right issue, sahamnya mondar mandir gocap tapi tetap banyak peminatnya.

Contoh perusahaan yang delisting tapi kinerjanya istimewa adalah AQUA. Tebak berapa harga per lembar saham AQUA saat delisting? Rp 500rb per saham. Ya 500rb bukan 500 perak atau 50 perak.

Adakah perusahaan yang marketcapnya besar tetapi delisting? Sepertinya belum ada ya…

– Bukankah saham yang harganya di bawah Rp 1000 cocoknya untuk scalper dan swing?

Nah ini sudah saya jelaskan ya, harga saham dengan nominal yang murah itu bisa dibeli oleh siapa saja baik investor, scalper maupun swing.

Dan jika banyak yang membeli atau menjual saham tersebut maka harganya pasti naik turun.

Dan investor pemula dengan modal yang kecil bisa membeli saham dengan nominal yang murah.

Gimana sudah paham kan konsep saham gorengan.

Mau membeli gorengan yang enak dan maknyus ada

Mau membeli gorengan yang bikin batuk dan kolesterol banyak.

Bedanya itu cuma satu yaitu tepungnya eh fundamentalnya saja kok…hihihi..

Pesan dari artikel ini adalah

Memahami dinamika bursa saham saat ini sangatlah diperlukan selain memahami konsep makro ekonomi, memahami bisnis perusahaan dan memahami valuasi perusahaan.

Sumber :

1. https://market.bisnis.com/

2. https://www.ocbcnisp.com/

3. https://www.idxchannel.com/

4. https://www.bareksa.com/

5. http://lembarsaham.com/

6. https://itstime.id/

(Visited 499 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Artikel Lainnya