Kalkulator Average Down Saham Dan Emosi Penyebab Cuan Tidak Optimal

Kalkulator Average Down Saham Dan Emosi Penyebab Cuan Tidak Optimal

Sebenarnya saya sudah membuat kalkulator average down dan average up saham di link ini, namun saya menuliskan lagi karena ada hal yang menurut saya perlu dibahas

Oh ya kalian bisa langsung menggunakan Kalkulator Average Down Saham di bawah ini ya sebelum membaca artikel lengkapnya. Tapi saran saya kalian WAJIB membaca semua karena biar tau bahwa ada emosi yang membuat cuan kita hanya segitu-segitu saja.

Belum lama ini saya sempat membaca tentang artikel yang dishare oleh salah satu grup tele saham yaitu tentang loss aversion bias. Admin grup tersebut mengatakan bahwa manajemen resiko dan persiapan modal untuk average down masuk dalam loss aversion bias.

Awalnya saya tidak setuju karena menurut saya average down justru agar kita bisa mendapatkan harga saham lebih murah dengan potensi MOS yang semakin tinggi.

Tetapi karena ini ilmu baru bagi saya maka saya mencari tentang apa itu loss aversion bias.

Loss aversion bias adalah perasaan yang sangat kuat dari dorongan hati untuk menghindari kerugian daripada mendapatkan keuntungan.

Loss Aversion bias ini salah satu konsep behavioral economics yang mengacu pada penilaian orang menghindari kerugian karena tahu rasa sakit kehilangan akan lebih besar daripada kepuasan mendapatkan “kesempatan” keuntungan yang setara atau lebih.

Contoh loss aversion bias paling gampang di dunia saham adalah

Ahmad mencari saham yang memiliki fundamental bagus dan masih undervalue alias di bawah harga wajar menggunakan 7 screening disini dengan menggunakan indikator 5 jurus sederhana di artikel bawah ini

5 JURUS SEDERHANA Cara Memilih Saham Menggunakan Analisa Value Investing + Contoh Sahamnya (DIJAMIN BISA)

Akhirnya Ahmad menemukan saham AYAM dengan harga Rp 500 dan target harga wajarnya Rp 1000 (MOS 100%).

Tetapi beberapa hari dibeli ternyata saham AYAM bukannya naik malah pelan-pelan turun ke 490 terus ke 480 dan sampai di titik Rp 400.

Ahmad mulai panik dan harapannya berubah. Yang tadinya ingin cuan 100% sekarang hanya berharap untuk segera keluar.

Dan setelah beberapa minggu akhirnya saham AYAM naik menjadi 510 dan Ahmad langsung bergembira karena sudah keluar dan cuan Rp 10.

1 bulan kemudian saham AYAM sudah nangkring di harga 800 dan setelah LK keluar terbang menjadi Rp 1100.

Ahmad melakukan loss aversion bias karena mending mengamankan uang yang ada dibanding mengejar yang bisa saja untung tapi juga ada kemungkinan rugi.

Akhirnya Ahmad hanya menyesal mengapa menjual sahamnya terlalu cepat.

Itulah contoh loss aversion bias.

Kalo menurut saya, emosi tentang loss aversion bias ini sangat berbahaya karena membuat kita tidak bisa cuan optimal dan akhirnya selalu dipenuhi dengan perasaan menyesal.

Nah saya akan memberikan 2 tips terkait menghindari loss aversion bias dan tips average down yang baik  dari emosi loss aversion bias ini

Untuk menghindari terkena jebakan emosi loss aversion bias kalian HARUS :

1. Mempunyai plan yang kuat bahwa tidak akan TP kecuali setelah floating profit paling tidak 20% atau setelah saham mencapai harga wajarnya

Kalian bisa membaca konsep taking profit 20% disini. Sederhana tetapi powerfull

2. Pastikan kalian memilih saham yang memang memiliki fundamental bagus sehingga kalian bia kuat mempertahankan sahamnya walopun harus melewati naik turun dulu sebelum mencapai profit yang diinginkan di poin 1

3. Diharapkan agar tidak sering-sering membuka aplikasi OLT biar emosinya bisa terjaga

4. Jangan sering-sering membaca grup-grup Tele yang bisa membuat analisa kita berubah yang akhirnya malah menjual saham yang sudah kita analisa dengan baik hanya karena ada kontra analisa dari orang lain

5. Sabar menunggu paling tidak 6 bulan sampai 1 tahun.

Itulah beberapa hal yang bisa menjadikan kita tidak terjebak di kondisi loss aversion bias.

Berikut ini beberapa tips untuk melakukan average down agar modal kita tidak boros hanya untuk melakukan average down.

1. Pastikan saham yang akan kalian average down merupakan saham perusahaan berfundamental bagus, masih undervalue dan kalo bisa membagikan dividen

2. Pastikan kalian melakukan average down setelah harga rata-rata saham kalian itu turun 10% bukan harga saham itu sendiri. Kalian bisa baca detailnya tentang kapan waktu yang tepat untuk membeli saham dan melakukan average down di artikel berikut

Kapan Waktu Yang TEPAT Membeli Saham? Kapan Waktu Yang TEPAT Untuk Average Down Atau Average Up?

3. Pastikan modal kalian di saham yang akan di average down masih dalam planning ya.

Misal harusnya beli saham AYAM hanya 20% dari total modal, tetapi karena turun terus kalian sampai menghabiskan 40% total modal. Ini tidak boleh.

4. Selalu hitung terlebih dahulu simulasi average downnya menggunakan kalkulator average down saham online di bawah ini agar kalian tau berapa harga rata-rata akhirnya setelah kita average down

Kalkulator average down saham versi excel di atas gratis ya tetapi tidak ada biaya admin jadi dikira-kira saja berapa tambahannya.

5. Ini yang paling penting TETAP FOKUS dengan target awal ya karena jangan sampai setelah di average down kalian malah mengalami loss aversion bias.

Contohnya saham AYAM dibeli pertama harga 500 dengan target MOS Rp 1000 dan karena harganya turun maka di average down hingga harga rata-ratanya cuma 420.

Karena mengalami loss aversion bias kalian langsung jual saat harga saham AYAM menjadi Rp 450.

Memang sih kalian sudah untung Rp 30 tetapi jika dilihat dari target awalnya 1000 maka masih sangat jauh.

Sumber :

1. https://medium.com/@roniesensia/

(Visited 1,566 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Artikel Lainnya