INDR : Kinerja Yang Downtrend Dan Hubungannya Dengan Kapas

INDR : Kinerja Yang Downtrend Dan Hubungannya Dengan Kapas

Salah satu emiten yang direquest oleh member adalah saham ini.

Saham dimana termasuk underrated karena memang termasuk jarang dibahas baik oleh investor maupun trader dan juga memang saham yang beredar sangat sedikit sehingga tidak likuid. Bahkan jumlah lembar saham yang beredar hanya 50juta saja.

Biasanya ketika perusahaan yang tidak likuid akan dihubung-hubungkan dengan potensi menjadi perusahaan privat. Tetapi manajemen sudah tegas mengatakan belum ada langkah untuk menuju ke sana.

Padahal setelah saya dalami ada banyak hal unik dan menjadi poin plus untuk membeli emiten yang sudah lumayan kondang di dunia.

Buktinya sudah kondang di dunia yaitu sesuai artikel dari CNBC Indonesia

PT Indorama Polychem yang masuk ke dalam Indorama Ventures merupakan Produsen PET resin dan poliester terbesar di dunia. Sementara PT Indorama Synthetics dikenal sebagai eksportir spun yarn (bahan baku benang) dan poliester terbesar Indonesia.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20211028174543-4-287351/pln-akuisisi-pembangkit-listrik-raksasa-tekstil-indorama

Nama emiten tersebut adalah PT Indo-Rama Synthetics Tbk PT.

A. Analisa

Saya mendalami LK-nya dan sebenarnya tidak ada problem yang signifikan artinya tidak ada hal yang bisa menjadikan INDR ini hidden gems maupun emiten flop. Contoh menurut saya emiten yang terlihat ngeri tapi agak berbahaya yaitu AKPI yang sudah dibahas disini AKPI Q1 2022 : EPSnya Ngeri, Tapi…..

Namun ada hal yang membuat harganya jatuh dalam dari harga tertingginya di kisaran Rp 12.000

Yaitu kinerja eps Q2 2022 jauh lebih kecil dibanding kinerja eps Q1 2022.

Terlihat EPS di Q2 2022 hanya Rp 480. Jauh lebih kecil jika dibanding Q1 2022. Tapi kita lihat data sesungguhnya di bawah ini ya

Ternyata memang di q2 2022 kinerjanya menurun. Kemungkinan hal ini yang membuat kinerja sahamnya juga menurun karena tentu pasar berharap kinerja INDR masih growth.

Padahal disisi lain kinerja full untuk Q2 2022 jauh lebih baik dibanding kinerja di Q2 2021. Inilah market yang tidak rasional kadang rasional.

Di luar kinerja perusahaan, ada hal-hal yang memang malah membuat kita boleh sedikit melirik saham INDR ini yang saya temukan di laporan pubexnya :

1. pemilik tidak mau menerima remunerasi dari perusahaan

Dalam Laporan PUBEXnya disebutkan bahwa pemilik tidak mau menerima remunerasi dari perusahaan dengan alasan agar perusahaan terus berkembang.

Hal ini jelas menjadi tanda GCG yang baik. Padahal ada lho perusahaan ikan-ikanan yang membeli mobil-mobil mewah dari uang perusahaan.

2. fokus di bisnis benang pintal karena memberikan margin tertinggi

Salah satu perusahaan yang saya sukai sebenarnya adalah prusahaan yang terbuka dalam memberikan informasi sehingga memudahkan bagi investor untuk menelisik kinerjanya.

Hal ini menjadi keunikan dari INDR karena INDR memang mengatakan bahwa mereka akan fokus ke bisnis benang pintal karena bisnis ini yang memberikan margin tertinggi.

Ada penambahan nilai yang lebih tinggi dalam pembuatan benang pintal dibandingkan dengan polyester.

Kendala rantai pasokan dan permintaan yang besar secara berkelanjutan telah menyebabkan harga kapas menjadi lebih tinggi secara global sehingga berdampak pula kepada peningkatan margin yang lebih tinggi untuk benang pintal dibandingkan dengan produk polyester.

Berikut pendapatan INDR di tahun 2021

INDR juga sedang melaksanakan bberapa proyke benang pintalnya

  • Pabrik Benang Pintal 12 ribu ton/tahun di Indonesia diperkirakan akan dimulai pada Q2
    2023.
  • Pabrik Benang Pintal 11 ribu ton/tahun di Turki diperkirakan akan dimulai pada Q1 2024

3. bisa langsung bypass kenaikan harga ke konsumen

Ada banyak perusahaan yang sedikit mengalami perlambatan kinerja di Q2 2022 dikarenakan adanya kenaikan bahan baku.

Hal yang dialami oleh SIDO sebagai salah satu saham growth yang akhirnya growthnya berhenti. Hasilnya bisa ditebak, harga sahamnya benar-benar ambyar.

Begitu juga dengan INDR yang kinerja Q1 2022nya lebih baik dibanding Q2 2022.

Namun manajemen mengatakan bahwa keunggulan dari INDR adalah bisa membypass kenaikan harga bahan baku langsung ke konsumen walopun dalam LK memang masih turun untuk periode Q2 2022 dibanding Q1 2022.

Kita perlu menunggu paling tidak sampai Q4 keluar untuk bisa melihat kinerja INDR yang sesungguhnya.

Nanti kalo ternyata bagus kita telat masuk donk? Lebih baik telat daripada kecewa karena sudah masuk eh kinerjanya standar saja

4. Target pertumbuhan pendapatan tahun 2022 sebesar 7%

Dengan berbagai turbulensi ekonomi yang ada, INDR menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7%.

Termasuk rendah jika dibanding dengan target perusahaan yang sedang growth.

Tetapi mending terlihat standar saja tapi tiba-tiba tinggi dibanding koar-koar tinggi tapi ternyata memble.

Kita perlu tahu bahwa Q4 2021 pendapatan dari INDR sebesar USD 884,101,773. Dengan target 7% artinya INDR harus mendapatkan pendapatan sebesar USD 945,988,897.

Per semester 1 2022 sudah menghasilkan pendapatan USD 515,299,551. Besar kemungkinan target tahun 2022 ini akan terlampaui.

Dan dengan NPM semisal 10% maka laba tahun berjalan kisaran USD 103 Juta. Lumayan jauh jika dibanding laba tahun berjalan 2021 sebesar USD 84 Juta.

Dan tentu saja kita bisa berharap dividennya akan jauh lebih tinggi dibanding dividen terakhir senilai Rp 940.

5. Harga saham INDR mengikuti fluktuasi harga kapas?

Ada banyak yang beranggapan bahwa INDR kinerja sahamnya mengikuti harga index kapas.

Padahal INDR bukanlah produsen kapas tetapi justru pengguna kapas yang seharusnya malah sensitif dengan kinerja kapas.

Kita bisa membandingkan harga kapas dengan harga INDR

Sumber : https://tradingeconomics.com/commodity/cotton

Berikut kinerja saham INDR

Tidak mirip kan…

Kita justru khawatir saat harga kapas dan harga minyak tinggi seperti yang disampaikan oleh manajemen walopun sekali lagi manajemen bisa membypass kenaikan tersebut langsung ke konsumen.

6. Memiliki tambang emas yang akan beroperasi di Q1 2024

Hal yang menarik dan unik lainnya adalah ketika INDR membeli tambang emas. Ketika ditanya terkait mengapa INDR masuk ke bisnis tambang emas, manajemen menjawab secara diplomatis saja seperti di bawah ini

Investasi di pertambangan emas merupakan peluang yang menarik. Grup kami sedang mencari untuk mengembangkan bisnis ini sebagai peluang baru di Indonesia dan di negara lain mengingat meningkatnya kebutuhan elektrifikasi dunia yang membutuhkan berbagai bahan mineral sehingga memiliki potensi yang baik. Grup memiliki pengalaman pertambangan yang baik di yurisdiksi lain, yang akan membantu untuk mengembangkan bisnis ini di Indonesia.

Namun saat disinggung terkait apakah INDR ingin mendiversifikasi bisnisnya ke perusahaan tambang, manajemen menjawab tidak.

7. Pelanggannya sudah kelas dunia

B. Rasio-rasio

Harga : 7875 (harga penutupan tanggal 13/09/2022)

EPS : 2184 (TTM)

Book Value : 10707

Harga Wajar : 26281 (Graham Number)

MOS : 66%

PER : 3.21

PBV : 0.74

GPM : 14.90%

NPM : 10.48%

ROE : 22.88%

C. Kesimpulan

Jika menggunakan EPS 2184 dan Book Value 10707 maka harga wajar saham INDR menurut Graham Number sebesar 22938 berbanding dengan harga sekarang 7875.

Artinya INDR masih sangat undervalue bahkan menawarkan potensi kenaikan di atas 100%.

Apakah saat ini sudah layak beli?

1. Kalo mau mencicil menurut saya sudah bisa dengan target mendapatkan dividen karena dividen terakhir yang dibagikan Rp 940 artinya dengan harga saat ini div yield 11.94%.

Dengan kinerja INDR yang jauh lebih baik dibanding 2021 besar kemungkinan dividen yang akan dibagikan sama atau bahkan lebih tinggi.

Selain itu dengan memperhatikan kinerja yang lebih baik dan harganya pernah mencapai Rp 12000 seharusnya sih bisa saja ya. Tapi ya tergantung market juga.

Opsinya adalah kalopun harganya tidak naik besar kemungkinan dividennya akan besar.

2. Dengan melihat kinerja perusahaan di Q2 2022 yang menurun bisa saja kita bersabar menantikan hingga Q4 rilis. Telat tidak apa-apa daripada menyesal.

(Visited 81 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Artikel Lainnya