Value investing yaitu konsep investasi dengan cara memilih saham yang memiliki fundamental bagus dengan harga undervalue.
Biasanya value investing ini akan naik turun seiring dengan perekonomian yang ada, contohnya adalah saat harga komoditas turun maka kebanyakan saham komoditas akan memiliki harga yang wajar.
Namun saat komoditasnya naik harganya maka harga sahamnya akan terlihat undervalue.
Permasalahan dari value investing adalah, saham yang terdiskon seringkali bukan saham dengan bisnis terbaik yang penting murah aja. Saham dengan kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan laba yang bagus biasanya dijual di harga premium dan jarang sekali dijual murah kecuali terjadi crash di market.
Konsep berikutnya yaitu growth investing yaitu suatu perusahaan yang tumbuh dengan mengorbankan beberapa hal seperti harganya yang relatif mahal karena sedang bertumbuh dan dimintai oleh masyarakat serta umumnya tidak membagikan dividen karena uangnya digunakan untuk proses pertumbuhannya.
Kelemahan dari growth investing ini adalah umumnya saham yang growth harganya “terlihat” mahal (dari sisi per maupun pbv) karena over optimis dari para investornya sehingga kita perlu ada 1 rasio khusus yang bisa menjembatani antara growth tetap jalan namun harganya tidak terlalu mahal.
Nah dari 2 alasan inilah kenapa konsep garp investing muncul.
Apa itu garp investing?
(Growth at Reasonable Price) atau Garp investing adalah sebuah strategi kombinasi dari Value dan Growth Investing, yaitu mencari perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan laba yang besar namun saat ini nilainya sedang terdiskon.
Strategi ini tetap berfokus pada pertumbuhan sebuah perusahaan dan laba positif dalam beberapa tahun terakhir dan ke depannya juga. 10-20% pertumbuhan pendapatan adalah angka yang realistis bagi para Garp Investor namun harganya masih reasonable.
tetapi masih dalam konteks fair price atau reasonable price?
Peter Lynch yang terkenal dengan PEG ratio-nya. Lynch akan dapat mentoleransi saham yang dijual pada PER yang tinggi selama potensi pertumbuhannya dapat menjustifikasi tingginya PER tersebut. Kondisi yang lebih ideal didapatkan apabila saham tersebut memiliki bisnis yang bagus.
Atau seperti contoh di atas PBV mahal namun memiliki PER yang sedikit.
PEG ratio atau Price/Earnings to Growth adalah rasio yang membandingkan antara harga saham saat ini dengan laba bersih yang dihasilkan (EPS) dibagi rata-rata pertumbuhan laba bersih (EPS).
Jadi kita harus mencari PER yaitu perbandingan harga saat ini dengan laba bersih terakhir. PER digunakan untuk menghitung seberapa mahal harga saat ini dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan.
Problem PER adalah kita hanya membandingkan EPS saat ini atau EPS terakhir yang bisa saja pas tinggi atau bisa saja EPSnya pas turun.
Kita butuh rasio lagi yaitu pertumbuhan EPS dalam rentang waktu tertentu minimal 2 tahun yaitu tahun ini dan tahun lalu. Dan jika kita ingin mencari pertumbuhan EPS minimal 5 tahun ke belakang?
