EKAD Berjuang Tetap Melekat & Perkiraan Dividen Tahun 2023

EKAD Berjuang Tetap Melekat & Perkiraan Dividen Tahun 2023
Miliar RupiahQ4 2023Q1 2023Q4 2022Q4 2021Q4 2020Q4 2019
BALANCED
Cash429429392360348161
Total Asset1,2311,2311,2211,1651,081968
S.T.Borrowing545456826870
L.T.Borrowing494951526145
Total Debt103103107134129115
Total Equity1,1281,1281,1141,031952853
Lembar Saham333333
INCOME STATEMENT
Revenue564141614629671758
Gross Profit18847190224225222
Operating Profit1042693132118110
Net.Profit8822761049373
RATIO0
Harga266266266291252214
Deviden*0050453530
Div Yield00.0018.8015.4613.8914.02
EPS*292925353124
BVPS376376371344317284
PER*9.079.0710.50889
PBV0.710.710.720.850.790.75
ROA*7.17.124.935.734.430.2
ROE*7.87.86.810.19.88.6
GPM33.333.330.935.633.529.3
OPM18.418.415.121.017.614.5
NPM15.615.612.416.513.99.6
Graham Number498498460518470395
MOS4746.6042.1843.7946.4445.76
* Annualised

Data di atas merupakan data dari laporan tahunan EKAD sejak tahun 2019 hingga perkiraan tahun 2023 menggunakan q1 2023 yang disetahunkan

Untuk aset dan equity terlihat ada kenaikan terus menerus sejak tahun 2019 hingga 2022 ini. Hal ini menunjukkan kondisi perusahaan EKAD relatif bertumbuh.

Cash terus bertumbuh bahkan mencapai 34%.

Berbeda hal dengan cash, aset dan equity, hal yang justru membuat khawatir kinerja EKAD yaitu dari sisi tren penjualan yang terus menurun sejak tahun 2019 bahkan hingga 2023 disetahunkan. Tidak ada 1 tahunpun yang pernah naik.

Padahal dengan semakin tumbuhnya dunia ecommerce seharusnya menjadi berkah bagi emiten lakban.

Apa yang terjadi dengan EKAD?

Apakah penurunan penjualan mengindikasikan bahwa kekuatan EKAD semakin berkurang?

Penjualan merupakan ujung tombak dari kinerja perusahaan. Untung saja penjualan bukanlah satu-satunya hal yang membuat kinerja emiten baik atau buruk.

Ada hal lain seperti efisiensi beban dll.

Dan di tahun 2021 dimana penjualan EKAD hanya Rp 629 miliar atau turun dari Rp 671 miliar di tahun 2020 tetap membukukan laba bersih Rp 104 miliar berbanding tahun 2020 yang hanya mencatatkan laba bersih sebesar Rp 93 miliar.

Tetapi di tahun 2022 penjualan EKAD hanya Rp 614 miliar dan laba bersihnya hanya Rp 76 miliar. Laba bersih ini hanya lebih baik dari tahun 2019 yang mencatat Rp 73 miliar.

Bagaimana dengan perkiraan penjualan dan laba bersih tahun 2023? Jika disetahunkan hanya akan ada penjualan Rp 564 miliar dan laba bersih yang naik menjadi Rp 88 miliar.

Sebenarnya kita perlu menelursi lebih lanjut area beban-beban karena sepertinya EKAD benar-benar mengefisiensikan di area ini. Kita tunggu saja kuartal berikutnya di tahun 2023 ini. Yang jelas kinerjanya sepertinya tidak akan wah-wah banget.

Ada hal lain yang seperti simalakama yaitu dividen.

Dividen terus naik sejak tahun 2019. Ini kabar baik dan buruk juga karena disaat penjualan terus menurun dividen malah naik.

Memang dividen itu berasal dari laba bersih dan laba bersih faktornya bisa karena naiknya penjualan, efisiensi beban, menjual aset dll. Namun dalam konteks EKAD ini penjualan menurun, efisiensi biasa saja dan tidak menjual aset juga sehingga kemungkinan besar di tahun-tahun berikutnya akan menurun.

Dengan melihat EPS tahun buku 2022 sebesar Rp 25 dan div payout ratio tahun sebelumnya sebesar 33.3% maka kita bisa memperkirakan dividen yang akan dibagikan untuk tahun buku 2022 menggunakan kalkulator disini Kalkulator Dividen. Hasilnya kisaran Rp 8.3

Kesimpulan saya adalah EKAD dulu memang menjadi salah satu emiten growth stock tetapi ketika growth penjualan menurun maka bisa menjadi sedikit warning bagi para investornya. Penjualan merupakan ujung tombak untuk menghasilkan cash. Ibarat sepakbola, menurut Coach Justin lu kebobolan 3 tapi mencetak 4 gol lu tetap menang.

Walopun beban melonjak tetapi ketika penjualan naik lebih tinggi lu tetap cuan.

Dan saya belum melirik EKAD ketika kinerja seperti ini.

Terakhir berikut ini ada 10 brand perekat (10 Brand Perekat), mana yang sering anda gunakan. Tuliskan di kolom komentar ya.

(Visited 335 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Artikel Lainnya