DGNS 2021 : Kok Bisa EPS 0 & Proyeksi Pendapatan

DGNS 2021 : Kok Bisa EPS 0 & Proyeksi Pendapatan

A. SEKILAS PERUSAHAAN

Nama : PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk

Kode : DGNS

IPO : 15 Januari 2021

B. BISNIS

Perusahaan bergerak dalam menyediakan pelayanan penunjang kesehatan, seperti laboratorium kesehatan, pusat gambar diagnosa lainnya, laboratorium pemeriksaan darah, gudang farmasi, bank mata, bank darah bank sperma, bank transplantasi organ dan pelayanan penunjang medik lainnya.

C. ANALISA

Jika kita hanya sepintas melihat EPS dari DGNS maka terlihat bahwa kinerjanya sangat baik seperti yang terlihat di bawah ini

Dan jika kita melihat laporan laba rugi dari DGNS di periode Q4 2021 juga sangat baik karena dari sisi pendapatan naik 65% dan beban pokok pendapatan hanya naik sekitar 57.2%.

Artinya laba laba bruto periode 2021 naik sebesar 74.4% atau menjadi Rp 150.5 miliar.

Namun jika kita memperhatikan sekali lagi terkait EPS yang ada maka kita akan melihat bahwa EPS Q4 tahun 2021 sebesar 0. Teman-teman tidak salah membaca bahwa EPS DGNS hanya 0.

Lantas apa yang sebenarnya terjadi sehingga EPS DGNS hanya 0?

Saya mencoba memecah semua LK menjadi per kuartal murni bukan per kuartal tambahan.

Seperti di atas terlihat bahwa penjualan terbesar DGNS tahun 2021 terjadi di Q1 dan ternyata penjualan Q4 drop di kisaran Rp 51 miliar saja dan menghasilkan GPM hanya 35%.

Namun ada tambahan pendapatan lain-lain senilai Rp 1.2 miliar yang ditotal dalam 1 tahun sebesar Rp 2.05 miliar. Sayangnya bagian ini tidak ada dalam Catatan Laporan Keuangan sehingga tidak bisa ditelusuri datangnya darimana.

Kenaikan signifikan berikutnya datang dari beban penjualan dan distribusi yang naik di Q4 sebesar Rp 4.04 miliar.

Kenaikan yang signifikan ini datangnya dari biaya referal dan iklan.

Kenaikan signifikan terakhir adalah di bagian beban umum dan administrasi yang di Q4 saja mengeluarkan biaya hingga Rp 19.1 miliar. Di kuartal sebelumnya hanya di kisaran Rp 13 miliar.

Jika kembali melihat terkait beban umum dan administrasi maka akan terlihat beban terbesar berada di bagian gaji dan tunjangan

Tahun 2020 hanya sebesar Rp 3.3 miliar dan di tahun 2021 full sebesar Rp 32.6 miliar atau naik 229%.

Apakah pertambahan ini karena bertambahnya pegawai?

Kita bisa telusuri seperti di bawah ini

Tahun 2020 –> 232 orang

Tahun 2021 q1 –> 406 (bertambah 174)

Tahun 2021 q2 –> 450 (bertambah 44)

Tahun 2021 q3 –> 510 (bertambah 60)

Tahun 2021 q4 –> 568 (bertambah 58)

Kenaikan terbesar saat perpindahan tahun dari 2020 ke 2021.

Namun disisi lain pertambahan kantor cabang dan outletnya juga naik secara signifikan

Tahun 2020 –> 3 kantor cabang dan 9 outlet.

Tahun 2021 q1 –> 3 kantor cabang dan 15 outlet.

Tahun 2021 q2 –> 3 kantor cabang dan 20 outlet.

Tahun 2021 q3 –> 3 kantor cabang dan 20 outlet.

Tahun 2021 q4 –> 4 kantor cabang dan 28 outlet.

Sekilas peningkatan terbesar terjadi di periode Q4 yang bertambah 1 cabang dan 8 outlet.

Jika ada kenaikan beban umum sebesar 229% karena adanya penambahan 1 cabang dan 21 otulet saya rasa masih fine-fine saja.

Berikut data terbaru dari Q1 tahun 2022

Tahun 2021 –> 568 orang

Tahun 2022 q1 –> 676 (bertambah 108)

Tahun 2021 –> 4 kantor cabang dan 28 outlet.

Tahun 2022 q1 –> 8 kantor cabang dan 28 outlet.

Gimana sudah paham kan mana bagian yang membuat EPS Q$ 2021 DGNS 0.

Artikel Terkait BIRD : Santai dan Tumbuh

Problemnya adalah saat pandemi sudah turun tetapi kantor cabang dan outlet terus bertambah dan nyatanya di Q1 2022 pendapatan DGNS hanya Rp 57.8 miliar alias mirip-mirip dengan pendapatan q4 2021 yang sebesar Rp 51.3 miliar.

Bagaimana dengan gaji dan tunjangan di beban umum administrasi?

Dengan 676 karyawan, 8 kantor cabang dan 28 outlet memberi gaji dan tunjangan sebanyak Rp 8.1 miliar menurut saya masih standar saja.

Bahkan angkanya lebih rendah dibanding Q1 2021 yang sebesar Rp 9.5 miliar padahal dengan 406 karyawan, 3 kantor cabang dan 15 outlet.

Artinya bagian gaji dan tunjangan :

  1. Tidak masalah
  2. Kemungkinan karena adanya bonus akhir tahun (Kita akan lihat lagi di Q4 2022 ya)

D. KESIMPULAN

Dengan bertambahnya karyawan, kantor cabang dan outlet jelas akan memberikan dampak kenaikan pendapatan bagi DGNS.

Namun faktor adanya pandemi covid 19 jelas memberi dampak yang signifikan sehingga ke depan DGNS tetap ada kenaikan laba namun tidak sebanyak ketika masih ada covid 19.

Catatan :

Ada 1 bagian yang menarik yaitu bagian beban lain-lain yang di Q4 2021 justru menjadi 0 dan setelah saya telusuri isinya tentang Kerugian kredit ekspektasian.

Jujur bagian Kerugian kredit ekspektasian saya belum memahami.

(Visited 46 times, 1 visits today)

  • Apakah ini berarti, tahun 2022 ini kinerja dgns belum tentu akan sebagus kinerja 2021 ya pak? Dengan alasan covid19 datar dan cenderung turun terus.

    • Kalo menurut saya iya

      Hal ini sudah dibuktikan di Q1 2022 yang besarnya relatif sama dg Q4 2021 sesuai data yang ada di artikel

      namun dengan bertambahnya cabang dan outlet tentu saja akan menambah pendapatan tetapi tidak fantastis

      Ini hanya perkiraan ya pak…kenyataan nanti bisa berbeda

Leave a Reply

Artikel Lainnya