Cerita Tentang Liku-Liku Saham : 5 Cutloss Terbesar Yang Saya Lakukan

Cerita Tentang Liku-Liku Saham : 5 Cutloss Terbesar Yang Saya Lakukan
Sumber : https://previews.123rf.com/images/siraanamwong/siraanamwong1607/siraanamwong160700076/60229088-business-man-cutting-graph-down-business-cut-loss-concept.jpg

Ada bermacam-macam alasan untuk cutloss termasuk nanti dalam cerita saya. Selain itu banyak orang di luar sana juga senang membaca cerita tentang cutloss ini.

Ada yang mengambil pelajaran.

Ada yang senang karena ada teman cutlossnya #eh.

Ada yang senang kemudian memberikan nasihat XYZ dan merasa menjadi seorang master saham.

Kali ini saya ingin bercerita tentang cutloss yang pernah saya lakukan dan nilainya lumayan besar dari total portofolio.

1. MERK

Saham pertama yang saya cutloss adalah saham MERK.

Kisahnya cukup menarik dimana saat itu saya sedang getol-getolnya mencari saham yang membagikan dividen dengan nilai Rupiah yang besar. Nilai rupiah ya bukan dividen yield yang besar.

Waktu itu memang ada beberapa nama yaitu MERK, PTBA kemudian BSSR (BSSR ini akan menjadi cerita paling nyesek juga).

Begitu membaca di media tentang saham MERK yang waktu itu di kisaran harga 5000 namun akan membagikan dividen kisaran yang tadinya Rp3.260 per saham kemudian direvisi menjadi Rp2.565

Saya membeli tanpa ilmu apapun tetapi hanya berdasar dividen besar dan membeli saham MERK di kisaran 5000an. Kalo tidak salah saya tidak mengalami floating profit alias semacam dividen hunter tapi murni beli di pucuk. Beli Saham Di Harga PUCUK? Why Not (Beserta Contoh Kasus Sahamnya)

Begitu exdate tiba, harganya langsung ambyar tapi pelan-pelan atau bahasa saat ini disebut diiris-iris. Tentu saja saya menunggu MERK ini harganya naik lagi agar cuan dividen cuan juga capital gain. Namun nyatanya harapan itu tidak ada.

Akhirnya saya cutloss untuk pertama kali dengan nilai yang cukup besar tetapi masih lumayan karena untung dari dividennya.

2. BSSR

Lanjut cerita tentang cutloss yang kedua yaitu dari saham batubara.

Di tahun 2018an kalo tidak salah saham ini sangat-sangat tidak likuid. Saya waktu itu masih tidak paham apapun dan hanya berpatokan dengan dividen. Tapi sayangnya saya tidak tau darimana dividen itu berasal, berapa DPR yang dibagikan dll.

Yang jelas di tahun tersebut BSSR membagikan dividen kisaran Rp 220 dengan harga saat itu kisaran Rp 3000an juga.

Setiap bulan saya membeli saham BSSR tanpa melihat apapun langsung beli dan haka. Harga BSSR terus turun bahkan dititik terendahnya di kisaran Rp 1600 dan saya masih ada di harga Rp 2000an.

Akhirnya lelah saya cutloss.

3. ACES

Cutloss saham ketiga ini sebenarnya sudah ada sedikit ilmu namun semua tau di saham adrenalin kadang ingin disalurkan.

Melihat naik turunnya harga saham ACES waktu itu di kisaran Rp 1500 hingga Rp 1800 membuat saya akhirnya masuk ke ACES dengan hanya 1 tujuan. Naik jual turun tahan. Toh ini ACES.

Sayangnya harga Rp 1800 adalah harga tertinggi hingga saat artikel ini ditulis (17 Agustus 2023). Perlahan-lahan ACES turun menuju Rp 1000.

Saya average down hingga mempunyai harga di kisaran Rp 1200. Masih cukup pede.

Namun kiamat itu akhirnya datang. ACES turun lagi di ke bawah Rp 1000 dan bertengger di kisaran Rp 900an. Saya tanpa pikir panjang cutloss. Apakah rugi? Jelas rugi. Menyesal? Jelas menyesal. Tapi…

Ya…ada tapinya….melihat ACES turun pelan-pelan hingga sampe di angka Rp 400an jelas membuat penyesalan itu sedikit berkurang. Memang saham kadang-kadang ya. Hari ini menyesal eh esoknya kaya jadi master saham. Dalam hati #Betul to mau longsor, untung sudah gw cutloss.

4. ANJT

Cutloss yang terakhir adalah ANJT. ANJT ini sedikit unik namun ada noise yang belum saya tau.

Saya menemukan ANJT saat harganya sideways kisaran Rp 700 saat nama ANJT belum kondang. SImak videonya disini (Video) Analisa Fundamental & Harga Wajar ANJT Tahun 2020 + Q3 2021

Saat itu harganya naik sampe Rp 900 saya tidak taking profit karena targetnya ya jauh lebih tinggilah.

Sampe suatu saat datanglah berita rame-rame tentang minyak goreng. Disisi lain ada opini yang membandingkan dengan komoditas coal dimana ketika harga cuan batubara naik harga saham batubaranya naik dan dipastikan dividen juga akan tinggi.

Dan ternyata hal ini tidak terjadi di emiten sawit.

Apakah sudah selesai? Tidak. Saat sering membaca semakin tau tentang sawit sendiri masih harus dipecah berdasar umur pohon, luas lahan dll.

Ada emiten sawit yang umurnya siap panen tetapi umur pohon berikutnya masih ada jarak

Ada emiten sawit yang umur pohonnya baru siap panen beberapa tahun mendatang dsb.

Ribet. Saya bukan tipikal investor yang BENAR-BENAR MEMBELI SAHAM SEPERTI MEMBELI BISNIS.

Saya hanya seperti pedagang yang tau kualitas saja dan ketika ada yang menawar lebih tinggi ya jual.

Akhirnya ANJT saya cutloss.

5. ISSP

Kasus ISSP hampir sama dengan apa yang terjadi dengan ACES. Bedanya saya membeli ISSP pertama cukup sukses dengan cuan sesuai target. Karena ISSP kemudian turun saya beli beli lagi dengan harapan harganya akan naik kembali sesuai dengan cuan saya yang pertama.

Hasilnya berantakan. Memang buat saham jangan dicoba-coba. Dan saat ini bahkan berani menulis artikel ini ISSP Q2 2023 : Laba Bersih Naik 6.5% Dan BAHAYA Bagi Investor Pemula

Apakah ke depannya tidak akan ada cutloss lagi? Saya jawab pasti akan ada lagi. Namun semoga alasannya bukan alasan yang sepele seperti 5 hal di atas.

Ada 1 saham yang sekarang minus 20% dan pas saya masuk berharap turn around story tetapi sepertinya tidak sesuai dengan plan yang saya buat akhir-akhir ini. Kemungkinan besar akan dicutloss.

Itulah 5 cutloss terbesar yang saya alami sehingga melahirkan bisnis clothing terbaru saya yaitu CTLS Tbk.Teman-teman bisa membeli kaos seri terbaru Pengertian Cutloss melalui Tokopedia. KLIK DISINI untuk melihat produknya

Oh ya jika ada teman-teman yang merasa ‘Kok investor cutloss’? Teman-teman bisa membaca selengkapnya disini Bolehkah Investor Cutloss? Dan Bagaimana Langkahnya?

(Visited 408 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Artikel Lainnya