Cara Mudah Membaca Laporan Keuangan Menggunakan Aplikasi RTI Bagian Profitability

Cara Mudah Membaca Laporan Keuangan Menggunakan Aplikasi RTI Bagian Profitability

Bagi investor senior, membaca laporan keuangan merupakan makanan sehari-hari bahkan cukup dengan membaca sekilas sudah bisa menyimpulkan apa yang terjadi di periode tersebut.

Berbeda dengan investor senior, investor pemula kadang bingung bagaimana cara membaca laporan keuangan.

Dari kisaran 100 halaman mana yang WAJIB diperhatikan.

Akhirnya hanya menunggu investor senior untuk membagikan pandangannya. Padahal kadang momentum perilisan lap keu ini menjadi cara emiten bisa naik signifikan atau turun signifikan.

Nah kali ini saya akan membagikan cara membaca laporan keuangan secara ringkas menggunakan aplikasi RTI bagian profitability.

Apakah nanti dengan “hanya” menggunakan apliaksi RTI terhindar dari lap keu yang aneh-aneh?

Menurut saya tidak karena di bagian profitability ini terdiri dari 5 tahun yang lalu sehingga trendnya bisa terlihat.

Yuk gas…

1. Silahkan download aplikasi RTI dulu ya (Kayaknya tidak usah disuruh semua sudah punya…hehehe)

2. Masukkan nama saham (saya ambil ACES ya sebagai contoh awal)

3. Masuk ke bagian Financials dan Profitability I

4. Disitu ada 3 rasio yaitu GPM, OPM dan NPM.

Sekarang kita cari tahu dulu makna ketiganya ya.

a. GPM atau Gross profit margin

GPM = Gross profit margin atau laba kotor. GPM ini terdiri dari 2 bagian yaitu penjualan dan beban pokok penjualan

Rumusnya Laba kotor dibagi penjualan. Laba kotor itu dari penjualan dikurangi beban pokok penjualan

Poinnya disini ya

Jika penjualan naik dan beban pokok naik maka GPM tetap

Jika penjualan naik dan beban pokok turun maka GPM akan naik

Jika penjualan turun dan beban pokok naik maka GPM turun

Sekarang langsung masuk ke contoh ACES ya

Perhatikan bagian GPM atau yang berwarna ungu.

Terlihat bahwa sebenarnya kinerja ACES stabil saja artinya GPMnya relatif stabil.

Hal ini menunjukkan bahwa walopun penjualan menurun tetapi beban pokoknya juga menurun.

Bahkan GPM yang tinggi di atas 40% menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjadi market leader.

Kalo GPMnya hanya kisaran 20% ke bawah itu menunjukkan banyak persaingan harga.

b. OPM atau Operating profit margin

OPM = Operating profit margin atau laba usaha. OPM ini terdiri dari penjualan dan beban-beban usaha (beban gaji, beban atau pendapatan lain-lain)

Poinnya adalah

Jika penjualan naik + beban pokok + beban usaha naik maka OPM tetap

Jika penjualan naik + beban pokok + beban usaha turun maka OPM akan naik

Jika penjualan turun + beban pokok + beban usaha naik maka OPM turun

Nah sekarang perhatikan grafik OPM ACES.

Trend OPM ACES sejak 2017 bukannya naik malah turun.

Dari sini terlihat sesuai dengan poin ini “Jika penjualan turun + beban pokok + beban usaha naik maka OPM turun”

Artinya ACES mengalami fase penurunan pendapatan atau penjualan tetapi beban usahanya meningkat atau stabil.

Ada yang unik yaitu GPM ACES di tahun pandemi sebenarnya meningkat tetapi OPMnya menurun artinya hasil dari penjualannya diserap habis untuk beban usaha sehingga OPMnya turun.

Untuk tahun Q2 2022 juga sama bahkan lebih turun lagi.

Biaya karyawan masuk di beban usaha ini ya jadi memang untuk menurunkan beban usaha ini relatif agak susah.

Ada tidak perusahaan yang walopun GPMnya menurun tetapi OPMnya bisa naik?

Ada donk.

Contoh untuk Q2 2022 ini ada UNVR

Kenapa GPM UNVR turun tapi OPMnya naik? Karena ada penghematan di bagian beban umum dan administrasi.

c. NPM atau Net profit margin

NPM = Net profit margin atau laba bersih. NPM ini terdiri dari penjualan dan beban-beban usaha (beban gaji, beban atau pendapatan lain-lain)

NPM ACES juga menurun seiring dengan OPM yang menurun juga.

Di bagian NPM tidak ada poin seperti di GPM maupun OPM karena NPM ini agak tricky. Kadang ada penambahan penjualan aset yang membuat NPMnya menjulang tinggi.

Jadi jika GPM dan OPM turun tapi NPM naik kemungkinan ada pendapatan lain-lain di luar bisnis asli dari perusahaan.

Contoh yang GPM dan OPM turun tapi NPMnya naik yaitu MERK di tahun 2018

Kok bisa? Karena di tahun 2018 MERK menjual bisnisnya. Perhatikan angka yang dilingkari ya..

Itulah sekilas cara membaca laporan keuangan dari perusahaan hanya menggunakan aplikasi RTI bagian profitability.

Problemnya adalah kadang RTI terlambat mengupdate lap keunya sehingga kita juga bisa terlambat melakukan aksi jual beli atau hold saja.

Tenang, saya buatkan kalkulator khusus untuk menghitung GPM, OPM dan NPM biar teman-teman bisa langsung tau kondisi perusahaan.

(Visited 520 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Artikel Lainnya