ACES , Marketplace & Biaya Iklan
Sebelumnya saya sudah pernah membahas tentang ACES di artikel ini ACES : Riwayatmu & Penantian Beberapa Nafas.
Di artikel tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa kinerja ACES harus ditunggu paling tidak 2 sampe 3 tahun ke depan agar kita bisa mengetahui apakah manajemen bisa mengembalikan tren positif terkait kinerja seperti dari tahun 2016 hingga tahun 2019.
Dan beberapa saat yang lalu ACES sudah merilis kinerja keuangan Q2 2022 dan hasilnya masih sama alias tetap menurun.
Saya sering membaca tentang kenapa kinerja perusahaan ACES terus menurun yaitu disebabkan karena adanya marketplace.
Coba saja main-main ke forum-forum seperti Telegram atau Stockbit, pasti pembahasan ACES akan disandingkan dengan semakin maraknya marketplace.
Ya semua tau bahwa marketplace sekarang benar-benar sudah menjadi cara tersendiri bagi masyarakat untuk berbelanja dengan mudah dan bahkan jauh lebih murah.
Tapi apakah benar ACES menurun karena marketplace?
Apa langkah ACES menghadapi gelombang marketplace ini?
Yuk disimak pelan-pelan artikelnya ya
Saya mengulik public expose dari ACES dan menemukan fakta menarik bahwa di tahun 2020 ACES sudah mulai menggunakan digital marketing sebagai langkah promosinya.

Tetapi hal ini bukan menjadi menarik lagi tetapi justru mengarah ke miris karena mereka mulai menggunakan digital marketing di tahun 2020 dimana pandemi “sudah” menyerang.
Hasil public expose ini dibuktikan dengan langkah ACES membuat toko online di 2 marketplace terbesar di Indonesia yaitu Tokopedia dan Shopee.
ACES membuat akun di Tokopedia tahun 2020 atau Maret 2020 dengan rincian sebagai berikut termasuk reviewnya

Hal yang sama juga dilakukan di Shopee. ACES membuat akun Shopee di bulan Maret 2020 dan berikut reviewnya

Selain itu ACES juga menggunakan layanan sosial media lainnya untuk menampilkan produk, mereview produk dan menjawab layaknya customer service.
Berikut beberapa sosial media ACES
Youtube


Instagram Ace Hardware Indonesia ini dibuat Februari 2013

Twitter Ace Hardware Indonesia dibuat April 2009.

Selain mempunyai fanpage, Ace Hardware Indonesia juga sudah membuka toko di Facebook

Langkah lain yang diambil oleh ACES adalah membuat web ecommerce sendiri dengan nama RupaRupa.com.
Web ini sebenarnya sudah dibuat sejak tanggal 30 Mei 2014. Relatif sangat lama apalagi di tahun tersebut ecommerce belumlah semasif sekarang.
Tapi saya berani taruhan bahwa nama ini belumlah seterkenal Shopee, Tokopedia atau Lazada bahkan jauh lebih terkenal kata “ACES” dibanding kata “RupaRupa.com”.
Dan yang unik adalah ACES hanya mempunyai saham PT Omni Digitama Internusa yang mengoperasikan situs kepemilikan saham sebesar 30%.
Langkah lain diambil oleh ACES yaitu membuat aplikasi.

Dibuat tanggal 16 Nov 2015 artinya aplikasi ini sudah ready bahkan sebelum era Tokped atau Shopee membahana seperti sekarang ini.
Dan per Agustus 2022 ini aplikasi Miss Ace ini masih diupdate.
Ada beberapa kekurangan yang dilakukan oleh ACES yaitu
1. tidak membuka toko di Lazada, padahal Lazada salah satu 5 besar ecommerce di Indonesia. Sumber disini.
2. Jika halaman twitter dibuat tahun 2009, dan marketplace Shopee atau Tokopedia dibuat Maret 2020 artinya manajemen ACES kurang tanggap menghadapi area baru berjualan yaitu marketplace.
Secara umum menurut saya langkah ACES untuk membuat digital marketing sudah tepat namun TERLAMBAT.
Dalam materi public expose disebutkan bahwa memang target ACES kalangan menengah ke atas yang mendambakan hidup lebih baik dan mengutamakan customer experience saat berbelanja.

Namun menurut hemat kami budaya membeli online sudah tidak terhalang golongan bawah menengah atau atas.
Produk-produk ACES bukanlah produk yang relatif nyaman untuk dijualbelikan di marketplace (walopun ini pastinya subjektif ya) tetapi marketplace bisa menjadi gerbang pertama bagi customer untuk melihat dan mengetahui tentang produk tertentu atau bahkan produk terbaru.
Manajemen mengatakan bahwa pendapatan ACES masih sangat minim di ranah online. Mungkin hal ini yang menjadi dasar ACES kurang greget menggarap segmen onlinenya padahal sekali lagi online bisa dijadikan sebagai tempat jual beli atau hanya sekadar sebagai sarana katalog gratis. Cocok datang ke toko baru beli.
Eh iseng-iseng yuk kita liat biaya iklan dari ACES dari tahun 2019 hingga Q2 2022 disertai dengan penjualan laba bersih serta keuntungan member
Ada fakta menarik bahwa biaya iklan tahun 2017 naik 50% dibanding tahun 2016 dan justru revenue tertinggi di tahun 2019 memiliki biaya iklan yang hanya naik sedikit dibanding tahun 2017 dan bahkan lebih sedikit dibanding tahun 2018.
Untuk Q2 2022 biaya iklan Rp 30 miliar dan annualisednya menjadi Rp 60 yang artinya sama dengan tahun 2017. Tentu saja targetnya 2022 mencapai Rp 6614 dan kita masih berharap ACES seharusnya memang terus menaikkan biaya iklan agar revenue kembali naik atau minimal stabil.
Dan dari alokasi biaya iklan, sebaiknya diarahkan ke digital marketing juga walopun secara digital pendapatannya belum terlihat (masih di bawah 10%).
Disisi kartu member bisa terlihat seperti naik ke gunung kemudian turun. Puncak gunungnya berada di tahun 2019. Dengan memiliki pelanggan yang royal tentu menjadi sesuatu yang menarik dan ACES juga sebaiknya memikirkan hal ini.
Asal tau saja bahwa menarik user baru biayanya jauh lebih mahal dibanding mempertahankan pelanggan lama.
Kesimpulan
1. ACES sedikit terlambat dalam masuk ke marketplace.
2. Apakah ACES “bertarung” dengan marketplace? Tentu saja tidak ya. Beda hal antara Shopee dan Tokped yang bersaing sebagai marketplace.
3. Jenis produk dan target market tentu berpengaruh dalam penjualan digital
4. Meningkatkan biaya iklan utamanya untuk ranah digital bisa dikejar sebagai upaya untuk menambah revenue agar kembali naik atau minimal stabil.